journal internasional yang aku baca hari ini berjudul
DUAL AUDIT, AUDIT FIRM INDEPENDENCE, AND AUDITOR CONSERVATISM
yang merupakan penelitian dari Chan-Jane Lin, Hsiao-Lun Lin
(Dari National Taiwan University) and Ai-Ru Yen (dari Northeastern
Illinois University)
Latar Belakang dilakukannya penelitian ini adalah
adanya kebijakan yang unik di Cina terkait pemeriksaan laporan keuangan perusahaan-perusahaan publik yang menerbitkan saham di negara tersebut selepas revolusi kebudayaan. Ada 2 jenis saham yang diterbitkan oleh banyak perusahaan publik di Cina yaitu saham A, yang diperjualbelikan kepada investor lokal di Cina, sehingga pelaporan keuangan yang ditujukan bagi investor lokal ini adalah laporan keuangan yang disusun dengan standar akuntansi keuangan Cina (GAAP Cina). Laporan keuangan ini akan diaudit oleh auditor khusus dan diutamakan auditor lokal yang mana dalam penelitian ini disebut auditor saham A. Sedangkan saham lainnya yakni saham B/H yang diperjualbelikan kepada investor internasional di luar Cina. Pelaporan keuangan yang diperuntukan kepada investor internasional adalah pelaporan keuangan dengan Internasional Accounting Standar (IAS), sehingga harus diaudit oleh auditor inernasional.
Dalam laporan audit yang nanti diterbitkan baik oleh audior internasional maupun auditor lokal adalah 2 laporan opini audit yang tentu dengan standar dan basis yang tak serupa. Hal ini sedikit berbeda dengan kebijakan dual audit yang dilaksanakan di Perancis maupun Denmark, yang mana pada kedua negara tersebut, meski laporan keuangan perusahaan-perusahaan di sana diaudit dengan kebijakan dual audit, namun opini audit yang diterbitkan auditor tetap satu laporan opini yang terkonsolidasi. Untuk itulah melalui penelitian ini, peneliti akan melihat apakah ada perbedaan pada 2 laporan opini audit yang diterbitkan oleh kantor akuntan publik di Cina baik oleh auditor lokal maupun internasional dalam konteks dual audit ini. Jika ada perbedaan dalam opini audit yang akan diterbitkan, maka peneliti pun ingin melihat dampak terhadap munculnya perilaku koservatif audit. Apakah perilaku konservatif audit akan dilakukan oleh auditor dalam dual audit policy, jika hal ini memungkinkan terjadi, maka apa yang kemudian mempengaruhi munculnya konservatisme itu sendiri. Bisakah kemungkinan perbedaan jenis auditor, yakni lokal dan internasional berpengaruh dalam hal ini. Atau masih adakah perilaku konservatif jika auditor yang akan melakukan audit atas laporan keuangan IAS dan GAAP Cina berasal dari KAP lokal dan internasional yang berafilisai {mis: PWC Cina (auditor saham a)dan PWC Singapore (auditor saham B/H}. Hal ini yang menjadi fokus peneliti dalam kasus ini.
Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1>>>perusahaan-perusahaan yang berada di bawah ketentuan dual audit policy lebih memungkinkan untuk menjalankan konservatisme dari pada perusahaan yang tidak
H2>>>perusahaan-perusahaan yang berada di bawah ketentuan dual audit polici bertindak lebih konservatif ketika auditor saham A berasal dari KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP auditor saham B/H, daripada ketika mereka berafiliasi dalam dual audit policy tersebut
Variabel
variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
variabel terikat>> perilaku konservatisme auditor
variabel bebas>> dual audit policy
afiliasi KAP dalam dual aduit policy
Indikator
indikator pengukuran variabel terikat (perilaku konservatisme auditor) yang digunakan oleh peneliti yaitu tingkat pengungkapan diskresioner dalam sebuah laporan keuangan (semakin tinggi tingkat pengungkapan diskresioner dalam laporan keuangan, maka akan semakin mencegah perilaku konservatif auditor. Ukuran ini juga menjadi pengukuran akan baik atau tidaknya kualitas sebuah laporan keuangan.
DUAL AUDIT, AUDIT FIRM INDEPENDENCE, AND AUDITOR CONSERVATISM
yang merupakan penelitian dari Chan-Jane Lin, Hsiao-Lun Lin
(Dari National Taiwan University) and Ai-Ru Yen (dari Northeastern
Illinois University)
Latar Belakang dilakukannya penelitian ini adalah
adanya kebijakan yang unik di Cina terkait pemeriksaan laporan keuangan perusahaan-perusahaan publik yang menerbitkan saham di negara tersebut selepas revolusi kebudayaan. Ada 2 jenis saham yang diterbitkan oleh banyak perusahaan publik di Cina yaitu saham A, yang diperjualbelikan kepada investor lokal di Cina, sehingga pelaporan keuangan yang ditujukan bagi investor lokal ini adalah laporan keuangan yang disusun dengan standar akuntansi keuangan Cina (GAAP Cina). Laporan keuangan ini akan diaudit oleh auditor khusus dan diutamakan auditor lokal yang mana dalam penelitian ini disebut auditor saham A. Sedangkan saham lainnya yakni saham B/H yang diperjualbelikan kepada investor internasional di luar Cina. Pelaporan keuangan yang diperuntukan kepada investor internasional adalah pelaporan keuangan dengan Internasional Accounting Standar (IAS), sehingga harus diaudit oleh auditor inernasional.
Dalam laporan audit yang nanti diterbitkan baik oleh audior internasional maupun auditor lokal adalah 2 laporan opini audit yang tentu dengan standar dan basis yang tak serupa. Hal ini sedikit berbeda dengan kebijakan dual audit yang dilaksanakan di Perancis maupun Denmark, yang mana pada kedua negara tersebut, meski laporan keuangan perusahaan-perusahaan di sana diaudit dengan kebijakan dual audit, namun opini audit yang diterbitkan auditor tetap satu laporan opini yang terkonsolidasi. Untuk itulah melalui penelitian ini, peneliti akan melihat apakah ada perbedaan pada 2 laporan opini audit yang diterbitkan oleh kantor akuntan publik di Cina baik oleh auditor lokal maupun internasional dalam konteks dual audit ini. Jika ada perbedaan dalam opini audit yang akan diterbitkan, maka peneliti pun ingin melihat dampak terhadap munculnya perilaku koservatif audit. Apakah perilaku konservatif audit akan dilakukan oleh auditor dalam dual audit policy, jika hal ini memungkinkan terjadi, maka apa yang kemudian mempengaruhi munculnya konservatisme itu sendiri. Bisakah kemungkinan perbedaan jenis auditor, yakni lokal dan internasional berpengaruh dalam hal ini. Atau masih adakah perilaku konservatif jika auditor yang akan melakukan audit atas laporan keuangan IAS dan GAAP Cina berasal dari KAP lokal dan internasional yang berafilisai {mis: PWC Cina (auditor saham a)dan PWC Singapore (auditor saham B/H}. Hal ini yang menjadi fokus peneliti dalam kasus ini.
Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1>>>perusahaan-perusahaan yang berada di bawah ketentuan dual audit policy lebih memungkinkan untuk menjalankan konservatisme dari pada perusahaan yang tidak
H2>>>perusahaan-perusahaan yang berada di bawah ketentuan dual audit polici bertindak lebih konservatif ketika auditor saham A berasal dari KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP auditor saham B/H, daripada ketika mereka berafiliasi dalam dual audit policy tersebut
Variabel
variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
variabel terikat>> perilaku konservatisme auditor
variabel bebas>> dual audit policy
afiliasi KAP dalam dual aduit policy
Indikator
indikator pengukuran variabel terikat (perilaku konservatisme auditor) yang digunakan oleh peneliti yaitu tingkat pengungkapan diskresioner dalam sebuah laporan keuangan (semakin tinggi tingkat pengungkapan diskresioner dalam laporan keuangan, maka akan semakin mencegah perilaku konservatif auditor. Ukuran ini juga menjadi pengukuran akan baik atau tidaknya kualitas sebuah laporan keuangan.
indikator pengukuran variabel bebas (dual audit policy). Varibel ini diterjemahkan ke dalam variabel dummy (ordinal). Dimana bernilai 1 jika perusahaan menerapkan dan tunduk pada dual audit policy, namun akan bernilai 0 jika lainnya.
indikator pengukuran variabel bebas (afiliasi KAP dalam dual audit policy). Berdasarkan model yang digunakan oleh peneliti maka variabel ini dibagi menjadi 2 kategori dengan masing-masing diterjemahkan ke dalam Varibel dummy (ordinal), yaitu: variabel IND yang diterjemahkan ke dalam bentuk variabel dummy dengan ketentuan: bernilai 1 jika auditor saham A dan auditor saham B/H berasal dari KAP yang tidak terafiliasi. Namun bernilai 0 jika lainnya.Dan kategori kedua yaitu variabel NIND yang diterjemahkan ke dalam bentuk dummy dengan ketentuan: bernilai 1 jika auditor saham A dan auditor saham B/H berasal dari KAP yang terafiliasi. Namun akan bernilai 0 jika lainnya.
Metode
Model yang digunakan adalah model pengungkapan diskresioner JONES yang dimodifikasi. Model ini akan digunakan untuk mengetetahui pengaruh dual audit terhadap perilaku konservatif auditor. Serta pengaruh afiliasi KAP auditor terhadap perilaku konservatif auditor, dengan asumsi bahwa laporan opini yang akan dikeluarkan nanti adalah 2 laporan opini audit yang berbeda dari masing-masing auditor yang berbeda pada dual audit policy.
untuk membentuk metode ini maka langkah awal yang dilakukan oleh peneliti ialah:
1) menetapkan ukuran konservatisme auditor (Bagaimana mengukurnya)
2) mengetahui pengaruh antara ketentuan dual audit dan perilaku konservatisme auditor
3) mengetahui pengaruh independensi KAP (terafiliasi atau tidak) terhadap perilaku
konservatif auditor dalam dual audit policy.
Sampel
sampel dalam penelitian ini terdiri atas 7046 perusahaan-perusahaan yang listed (terdaftar) pada Shanghai Stock Exchange dan Shenzen Stock Exchange dari tahun 2001 sampai 2006. Data berasal dari China Stock Market & Accounting Research Database (CSMAR).
Kesimpulan
Melalui penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh dual audit policy terhadap perilaku konservatif auditor pada perusahaan-perusahaan yang listed di bursa Cina. Hasilnya menunjukan bahwa perilaku konservatif akuntansi akan berkemungkinan besar terjadi jika dual audit dilakukan oleh 2 jenis auditor yang berasal dari KAP yang tidak terafiliasi.
Peneliti pula menemukan bahwa manager cenderung mampu melakukan pengelolaan earning untuk menghindari kerugian (loss) pada laporan keuangan hanya jika dual audit dilakukan oleh auditor saham A dan saham B/H yang berasal dari KAP yang tidak terafiliasi.
Namun, analisis tambahan yang dialakukan peneliti gagal membuktikan bahwa perilaku konservatif auditor akan mampu ditekan (dikurangi) jika kebijakan dual audit di Cina kembali diperbaharui sebagaimana aturan kebijakan pada tahun 2007 di Cina, yang bertentangan dengan ekspektasi peneliti di awal bahwa perilaku konservatif auditor akan berkurang jika diteliti/diobservasi ketika kebijakan dual audit tidak diberlakukan.
Serta, melalui penelitian ini pula dibuktikan bahwa adanya pengaruh tekanan pengawasan (demi menciptakan kualitas audit yang baik) terhadap munculnya perilaku konservatif auditor, yang dibuktikan melalui penelusuran empiris pengaruh tekanan pengawasan dalam pemeriksaan terhadap perilaku konservatif auditor.