طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ #menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim# اطْلُبُوْا الْعِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنِ #tuntutlah ilmu walau hingga ke negeri Cina#

Senin, 28 Mei 2012

Ayo Cintai Produk Indonesia

Mencintai produk dalam negeri sendiri harus tahap demi tahap kita tanamkan. Negara kita adalah negara dengan potensi ekspor terbaik di dunia. Apapun yang ada di alam Indonesia sangat dibutuhkan oleh dunia. Dimulai dari tambang, pangan, minyak, agrikultur dan beragam hasil tekstil. Hanya saja, kita sendiri sebagai penduduk pertiwi harus memberi kesempatan produk-produk dalam negeri ini masuk ke dalam hati kita. Hal ini lah yang kemudian membawa negara-negara Asia terus bisa berpacu dalam persaingan dagang internasional. Sebut saja Jepang, Korea, China dan India.

Indonesia dengan GDP sebesar US D 700 M di tahun 2010 diprediksi akan menembus angka ratusan triliun di 2025. Salah satu komposisi pengukuran GDP adalah ekspor-impor, disamping investment, government and consumption. Untuk itulah, ekspor dan impor Indonesia harus menguat dan didahului dengan kebutuhan dalam negeri yang juga tak kalah hebatnya. Jika seluruh masyarakat Indonesia yang berjumlah sekitar 230 juta jiwa ini tendensi akan konsumsi lebih kepada produk luar negeri maka bisa dibayangkan arus impor akan tinggi terhadap barang/produk luar negeri. Kemudian bisa dibayangkan berapa banyak pelaku usaha/produsen dalam negeri akan tergeser oleh kecenderungan ini. Bahkan menatap 3 tahun ke depan ketika MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) dan ACFTA (ASEAN-China Free Trade Association) aktif berlaku, maka persaingan produk lokal dan luar negeri terus bergulir. Dengan atau tanpa kita sadari, produk yang memiliki pelanggan dan pecinta tinggi akan menjadi penguasa pasar yang begitu dominan, sedangkan yang lainnya hanya mampu menjadi penonton/supporter kelas kakap.

Jadi, mulai dari sekarang kita harus tetap konsisten mencintai produk negeri sendiri, sebagai wujud dukungan kita pada anak/putra/putri bangsa yang menjadi pelaku usaha demi tetap eksis dan menghasilkan produk-produk unggulan. Kesetiaan ini lah yang terus dipertahankan pribumi Korea kepada salah satu produsen gadget terkemuka yang kini mulai menunjukkan tajinya, SAMSUNG. Dengan kepercayaan pelanggan serta dukungan pemerintah lokal, perusahaan SAMSUNG terus tumbuh bahkan menjulang hingga sekarang. Dan silahkan anda buktikan sendiri dengan melihat beragam elektronik yang dipegang oleh rekan, keluarga atau mitra kerja anda, maka SAMSUNG salah satu yang mendominasinya.

Terus kreatif dan bersainglah, serta cintai produk negeri sendiri.. :)
readmore »»  

Minggu, 27 Mei 2012

4 Pelajaran yang Bikin Was-was di Kelas Accounting

Sebenarnya ini hanya ditulis untuk pelampiasan saya saja.hehehe
Bagi mereka yang jago belajarnya sih, ga mungkin ada pelajaran yang bikin was-was. Tapi khusus buat saya pribadi, untuk hari-hari eksisnya 4 pelajaran ini, saya harus banyak persiapan biar ga kikuk atau cengok. Setidaknya keluar dari kelas, saya bisa tersenyum lega dan mengucap "alhamdulillah bisa".

Inilah 4 pelajaran yang bikin was-was dalam kelas akuntansi:
1) Perpajakan (taxation)
Kalau sudah hari Jumat, maka siap-siap dengan pelajaran yang menempati urutan pertama tingkat kewaspadaan yang saya alami. Di sini, benar-benar terasa adrenalin terpacu. Pelajaran yang membahas kewajiban warga negara ini bagi saya begitu rumit dengan serentetan aturan dan undang-undangnya, sanksi dan pasalnya, denda dan syarat berlakunya. Huft, benar-benar membuat dilema. Weekend akan benar-benar terasa weekend jika kita bisa pass friday dengan baik. :)

2) Laboratorium Akuntansi (Accounting Laboratory)
Hari Kamis tiba, maka siap-siap dengan laporan MyOb, presentasi, Income Statement, Balance Sheet dan beragam tugas lain. Di sini kita akan terus berpacu antara mata, telinga dan jari yang sibuk ketak-ketik keyboard komputer.

3) Manajemen Keuangan (Financial Management)
Nah, Kalau hari Selasa tiba maka kita akan jadi manager sehari. Bersiap untuk terima proyek atau tidak, layak atau tak layak, rugi atau malah menguntungkan, present value atau future value, return dan sebagainya. Di sini kita akan terus berjibaku dengan kalkulator dan hafalan rumus, serta timing table yang lengkap.hehehe

4) Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)
Kuis setiap Rabu, dan tugas mingguan yang sedikit tapi rutin harus dikerjakan, karena mau tidak mau besoknya pasti diminta maju untuk mengerjakan dan menjelaskannya di depan kelas -.-

Mungkin beberapa teman-teman yang membaca ada yang mengangguk, namun ada juga yang bilang "ga ah". Tapi apapun itu komennya, 4 pelajaran ini akan selalu jadi jawara untuk dapat perhatian lebih dari penulis saat di kelas, karena pacuan adrenalin yang sensasional. (lebay)

readmore »»  

Selasa, 22 Mei 2012

Indonesia Economics Festival 2012 SAFF STAN



KOLABORASI ANTARA ZAKAT DAN INTEGRATED POVERTY MAPPING SEBAGAI SOLUSI RIVALISASI KEMISKINAN VERSUS SOCIAL SAFETY NETS DI INDONESIA
oleh: Rysky Marlinda (STEI TAZKIA)


Indonesia adalah negara dengan pertumbuhan ekonomi potensial di dunia. Bahkan di masa depan, Indonesia diramalkan akan masuk ke dalam barisan negara-negara high class bidang ekonomi. Hal ini selaras dengan pernyataan ekonom senior HSBC Internasional, Karen Ward dalam laporannya “The World in 2050: Quantifying the Shift in the Global Economy”. Indonesia masuk ke dalam 20 besar negara paling potensial pertumbuhan ekonominya di masa datang. Hal ini didasarkan atas sifat demografi (kependudukan) atau sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang secara kuantitas begitu potensial. Didukung pula dengan pertumbuhan micro finance Indonesia yang sejak kini kian menunjukan eksistensinya dalam membangun sektor riil ekonomi Indonesia. Serta hadirnya pembaharuan sistem yang dewasa ini mulai tumbuh dan menggambarkan trend positif, yaitu sistem ekonomi Islam yang dinilai stabil dalam menghadapi krisis internasional.

Namun di sisi lain, banyak persoalan ekonomi yang hingga kini masih menghantui negeri pertiwi. Salah satunya adalah persoalan kemiskinan. Data dari Badan Pusat Statistik (2010) menyatakan angka kemiskinan Indonesia adalah sekitar 13,33 % dari seluruh total penduduk sebesar 228 juta jiwa. Ini berarti jumlah masyarakat miskin Indonesia berada pada kisaran 31,02 juta jiwa. Angka ini masih jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan angka kemiskinan di Indonesia yang mengacu pada standar internasional (USD 2/hari) versi Bank Dunia, yaitu hampir mendekati 100 juta jiwa. Angka kemiskinan penduduk Indonesia ini seakan menjadi sebuah batu hantaman bagi Indonesia. Di satu sisi, Indonesia memiliki kualitas sumber daya alam (SDA), kuantitas SDM, dan prediksi pertumbuhan ekonomi yang gemilang di masa depan. Di sisi lain, Indonesia harus menghadapi sebuah kenyataan pahit akan tingkat kemiskinan yang masih tinggi.

Negara se-kualitas Indonesia dengan SDA dan SDM yang berlimpah serta potensi pertumbuhan ekonomi yang cerah di masa depan, harusnya kini telah mampu mengikis drastis angka kemiskinan di negerinya, bahkan mulai berbenah diri untuk memenuhi segala kebutuhan dasar rakyat dan generasinya. Hal ini yang telah dirumuskan oleh pemimpin-pemimpin di masa lalu. Mengingat kembali tujuan bangsa Indonesia pada batang tubuh pembukaan undang-undang dasar (UUD) 1945 yang salah satunya berbunyi, “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa…”, sudah sangat jelas tertulis bahwa negara kita menjamin kepastian terpenuhinya hak warga negara secara menyeluruh hingga kaum fakir dan miskin. Istilah ini kemudian dikenal dengan social safety nets. Kriteria tercapainya social safety nets, antara lain; adanya jaminan yang menanggung terpenuhi hak-hak dasar bagi warga negara Indonesia baik pangan, sandang dan papan. Bukan tak mungkin jika negara menyentuh hingga level pemberlakuan subsidi pangan, yang pada akhirnya berdampak pada sembako murah. Subsidi pendidikan, dengan harapan adanya pendidikan murah, namun tidak murahan bahkan mungkin gratis. Terpenuhinya fasilitas dan layanan kesehatan yang memadai, ketersediaan tempat tinggal berupa rumah sangat sederhana (RSS) yang murah. Ataupun jika semua fasilitas itu tetap pada harga yang tinggi, setidaknya negara mampu menjamin masyarakatnya memiliki purchasing power yang tinggi pula. Kondisi yang tengah dihadapi bumi pertiwi ini nampak sebagai sebuah rivalisasi, istilah penggambaran pertentangan antara dua belah pihak, baik kemiskinan dan pemenuhan social safety nets yang memiliki tuntutan yang sama mendesaknya. Desakan akan pengentasan kemiskinan di Indonesia, dan desakan akan pencapaian social safety nets di waktu yang sama. Inilah yang kemudian disebut sebagai rivalisasi kemiskinan vs social safety nets.

Berbicara mengenai rivalisasi ini, bukan berarti pemerintah tidak melakukan apa-apa. Dari tahun ke tahun, pemerintah sebenarnya telah mencanangkan upaya penanggulangan kemiskinan, antara lain melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sejak 2010 dana yang dialokasikan untuk PNPM sebesar Rp 13 triliun yang akan disalurkan ke 6000 kecamatan lebih. Di tahun itu juga telah disiapkan dana program KUR sebesar Rp 100 triliun untuk membantu pembiayaan usaha kecil yang merupakan 98,9% entitas bisnis di Indonesia. (sumber: Dompet Dhuafa 2010). 

Menurut Dr Salim Assegaf (Menteri Sosial RI 2009) bahwa  Kementerian Sosial (KEMENSOS) juga turut serta dalam program pengentasan kemiskinan melalui Program Keluarga Harapan (PKH) yang ditujukan pada 822.000 rumah tangga sangat miskin (RTSM) dengan total anggaran Rp 1.3 triliun. Di samping itu, ada program pemberdayaan ekonomi komunitas melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang pada tahun 2010 diberikan kepada 127.930 KK dengan total anggaran pemberdayaan fakir miskin sebesar Rp 431.797.100.000.  

Namun dengan dana APBN yang telah tersalur deras, pertanyaannya kemudian adalah apakah masalah kemiskinan telah tuntas? Fakta yang kita temui kini bahwa pemerintah belum juga mampu mengentaskan secara optimal kehidupan si miskin di Indonesia, terbukti melalui data hasil penelitian BPS yang menyebut tingkat kemiskinan di Indonesia masih menunjukan angka 12-13 % (2010), bahkan angka ini masih akan bertambah jika kita mengacu pada standar kemiskinan yang ditetapkan Bank Dunia.

Lalu, adakah langkah lain yang bisa kita gunakan demi mengentaskan kemiskinan? Atau adakah sebuah instrumen yang belum digunakan secara optimal untuk mendanai seluruh program hebat pemerintah di atas tanpa menguras dana APBN yang berlimpah? Jawabannya, ada. Jika melihat kembali kultur sosial masyarakat Indonesia dan keadaan kependudukan di Indonesia, maka kita akan menemukan angka fantastis yang begitu potensial di Indonesia, yaitu jumlah masyarakat muslim Indonesia yang tidak sedikit. Ada 80% masyarakat muslim di Indonesia atau sekitar 180 juta jiwa. Sedangkan muslim memiliki instrumen pengentas kemiskinan yang memang telah terbukti sejak zaman kebangkitan Islam masa lalu, sebut saja zaman kepemimpinan Khalifah Abu bakar, Umar bin Khatab, Umar bin Abdul Aziz, serta di zaman moderen yang kini diterapkan di Brunei Darussalam, Singapura dan Malaysia. Sayangnya, kendati zakat telah diterapkan di Indonesia, masih juga belum mampu optimal menjawab permasalahan yang ada. Hal ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, zakat belum mampu kawin dan berselaras utuh bersama pemerintah. Bisa dibuktikan melalui program cantik dan hebat pemerintah yang telah dibahas sebelumnya, namun belum memberdayakan dan menggandeng zakat sebagai instrumen pendanaannya. Kedua, meskipun zakat telah dikelola secara professional oleh berbagai Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) di Indonesia, akan tetapi sebaran penerima dana zakat belum merata, bahkan terkesan tumpang tindih antara satu dengan yang lain. Sebagaimana pengumpulan zakat yang masih terfokus pada satu wilayah tertentu, yang biasanya disebabkan karena data yang kurang mendukung bahkan tidak update mengenai sasaran akan muzakki (pembayar zakat) dan mustahiq (penerima zakat) yang jelas dan merata di seluruh Indonesia.

Solusi yang kini ditawarkan adalah adanya perkawinan antara zakat dan beragam lembaga pemerintah terkait solusi untuk menjawab permasalahan kemiskinan vs social safety nets di Indonesia. Solusi ini kemudian dikenal dengan istilah Integrated Poverty Mapping

Integrated Poverty Mapping digunakan untuk melaksanakan tiga langkah pengentas kemiskinan. Pertama, sebagai panduan dan pendeteksi keberadaan penduduk miskin yang sesungguhnya, mulai dari tingkat provinsi, kabupaten/kota, desa bahkan dusun dengan standar kemiskinan menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Sehingga dalam langkah pertama ini, peran utama berada di tangan BPS sebagai researcher society institute. Data ini akan terus di-update per tahunnya, yang akan dijelaskan lebih lanjut. Kedua, Integrated Poverty Mapping digunakan sebagai landasan yang mengonsep dengan baik sasaran penduduk miskin yang akan ditangani, sehingga akan lebih mudah pula mengonsep keberadaan dan sebaran penduduk kaya. Jika keberadaan si kaya dan si miskin telah jelas, maka pada langkah kedua ini yang akan memegang kendali atau peran utama adalah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bersama beragam Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) lainnya, sebut saja Dompet Dhuafa (DD), Rumah Zakat dan pelbagai LAZ lain sebagai society fundraising di bawah garis koordinasi Departmen Agama RI, dengan berpedoman pada Integrated Poverty Mapping yang telah dirancang, agar merata dan tepat sasaran dalam pengumpulan dan pendistribusian dana zakat. Di tahap kedua ini, BAZNAZ dan berbagai OPZ yang tersebar di seluruh Indonesia sebaiknya bersinergi bersama Department Komunikasi dan Informasi (DEPKOMINFO) guna mensosialisasikan dan menyiarkan kewajiban berzakat bagi seluruh umat muslim Indonesia. Serta mendengungkan akan adanya efek domino positif  dalam berzakat, sehingga lahirnya pemberdayaan umat dan pembinaan masyarakat miskin melalui dana zakat. Fungsi ini yang dikenal sebagai fungsi dakwah negara. Ketiga, integrated poverty mapping juga berfungsi sebagai sarana yang memberi gambaran mengenai potensi pemberdayaan wilayah provinsi, kabupaten/kota, desa bahkan dusun. Sehingga tidak terkesan membiarkan masyarakat miskin melangkah sendiri dengan dana zakat tanpa pembinaan atau tuntunan pemberdayaan mandiri yang berkelanjutan. Pada langkah ketiga ini, yang akan memegang peran utama adalah Kementerian Sosial dengan beragam program hebat yang telah dibahas sebelumnya, antara lain: Program Keluarga Harapan (PKH), Perbedayaan Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dll. Setiap tahun, Kementerian Sosial bersinergi bersama BPS, BAZNAZ, beragam LAZ dan DEPKOMINFO memberikan laporan kepada masyarakat dan negara, dengan langkah: Pertama, Kementerian Sosial menyusun laporan perkembangan usaha dalam program mandiri masyarakat miskin yang diberdayakannya di langkah ketiga. Laporan ini diserahkan langsung kepada presiden dan kemudian digunakan oleh BPS untuk meng-upgrade peningkatan kesejahteraan dan standar kemiskinan yang ada di Indonesia, dengan harapan lahirnya updating data dalam Integrated Poverty Mapping. Kedua, BAZNAZ dan OPZ lainnya bersinergi membuat laporan mengenai jumlah dana yang terkumpul serta pendistribusiannya. Ketiga, DEPKOMINFO menyiarkan kepada masyarakat luas di seluruh Indonesia hasil pendistribusian dana zakat yang mereka keluarkan, serta proses pembinaan dan pemberdayaan masyarakat miskin menuju kemandirian juga kesejahteraan. Penyiaran ini bisa melalui media massa, baik cetak maupun elektronik. Konsep kolaborasi zakat dan integrated poverty mapping tersebut disajikan pada gambar di bawah ini:














readmore »»  

Minggu, 06 Mei 2012

Mie Celor, Spaghetti Asal Palembang

Hmmmm...Yummy.. mie yang satu ini memang selalu bikin kangen. Pedasnya, cita rasanya, bahkan gurihnya. Asik disantap di sore hari. Tapi banyak juga yang menjadikan mie ini menu sarapan, terutama masyarakat Palembang. Mie Celor, entah-lah kenapa namanya mie celor. Dari Info yang saya pernah dapatkan, mie celor tidak memiliki sejarah nama yang panjang. Hanya saja, karena mie ini dimasak dengan cara dicelor, makanya mungkin namanya jadi mie celor. Celor sendiri maksudnya adalah direndam dalam air panas. hehehe

Sekilas, jika kita amati dengan baik, mie celor adalah makanan tradisional yang begitu mewah. Lihat saja, mie yang digunakan adalah mie jumbo yang ukurannya relatif lebih besar dari mie-mie biasa. dan asiknya, mie ini disiram dengan kuah santan (sari kelapa kental yang telah dinbalur bumbu) sehingga begitu kental dan merah bagai saus khas itali. Bicara tentang Italia pasti kita pun akan sedikit terbelalak, benar saja mie celor memang mirip spaghetti Itali. terlebih lagi di dalam saus mie celor ada potongan daging yang menambah mantab. Irisan bawang goreng yang nikmat, dan belahan telur rebus dan taburan seledri yang semakin membuat yahuyyy.

Inilah spaghetti palembang itu:


Bagaimana cara membuatnya?
saya sajikan resepnya

Bahan utama resep mie celor:

300 gr udang, kupas, sisakan ekornya lalu kerat punggungnya (ambil kulitnya untuk kaldu)
1 sdt air jeruk limau
250 gr mi telur, seduh
100 gr taoge, seduh
3 btr telur, rebus lalu potong-potong
6 btg kucai, iris halus
5 sdm bawang goreng

Bahan Kuah Mie celor:

1250 ml kaldu udang
250 ml santan dari ½ btr kelapa
¼ sdt gula pasir
½ sdt merica bubuk
1 sdm garam
1 sdt air jeruk limau
2 sdm tepung terigu encerkan dengan 50 ml air
2 btr telur, kocok lepas

Proses pembuatan mie celor:

1. Aduk udang dan air jeruk limau, diamkan selama 15 menit.
2. Didihkan 1500 ml air, masukkan kulit udang, angkat. Ukur kaldunya 1250 ml.
3. Didihkan kaldu udang, tambahkan santan, garam, gula, merica dan udang kupas, rebus sampai matang.
4. Masukkan telur mentah sambil diaduk hingga berbutir-butir, tambahkan air jeruk limau, aduk sampai matang. Kentalkan dengan larutan tepung terigu sambil diaduk hingga meletup-letup.
5. Sendokkan mi dan taoge ke dalam mangkuk, tambahkan potongan telur rebus, siram dengan kuah panas, taburkan kucai dan bawang goreng. Sajikan.
Untuk 4 orang mie celor.
Anda bisa memodifikasi resep mie celor ini sesuai dengan selera Anda.
Selamat mencoba resep mie celor nya, semoga hasilnya lezat.


readmore »»  

Jumat, 04 Mei 2012

Blog Dynamic yang Menyenangkan

Blog dengan tema dynamic ternyata memang lebih menyenangkan dan sederhana. Meski simple tapi menyimpan kekuatan. Sederhana namun begitu menyegarkan mata, warnanya yang putih membuat tulisan pada artikel yang dibaca terlihat sedikit. Tampilan dynamic seperti halnya yang menghias blog saya sekarang.
Kenapa menggunakan tema dynamic? Ada 4 alasan saya:

1) Lebih segar dan simple
2) Terasa memiliki majalah online kreasi sendiri
3) Semoga mesin pencari google, dan lainnya lebih mudah mengidentifikasi letak blog saya.
4) Menyenangkan dengan tampilan white

Harapannya, template yang powered blogspot lebih banyak lagi, jadi para blogger bisa luas varian kreativitasnya secara otomatis. hehehe

Blog itu kan rumah kita di dunia maya. Karena rumah kita sendiri, maka pasti kita sebagai empunya rumah ingin sekali ia begitu cantik dan menarik banyak orang untuk datang dan berkunjung, memberi kenyamanan dan manfaat bagi orang lain dan sumber inspirasi siapa pun. Jadi layaknya rumah di dunia nyata, maka setiap dekorasi yang menyenangkan haruslah di pajang dan disajikan pada setiap visitors. Ingat, Brainware is braindoors...hahaha
readmore »»  

Marah, Apa Selamanya Buruk?


Ternyata marah tidak selamanya buruk. Hal ini disebabkan karena beberapa hal. Misalnya:

1.      Dengan marah seseorang terkadang menjadi superman.
Apa maksudnya? Ya, seseorang bisa saja melakukan hal-hal super diluar kebiasaannya atau bahkan di luar kemampuannya. Ada seorang teman yang begitu pendiam, namun seketika menjadi begitu garang ketika dia marah. Tak ada satupun yang menyangka dia bisa melakukannya, namun karena kegarangannya itu, tim tarik tambang yang diakomodirnya sukses menjadi jawara.
Ada lagi, teman saya yang begitu menerima apa adanya komentar orang tanpa ada filtrasi, malah berubah menjadi begitu kritis dan logis ketika dia marah. Hal ini dikarenakan hasil presentasinya di kelas “dicemooh” ilmiah oleh teman yang lain, karena emosi dan marah, beliau akhirnya menjadi extra all out, bahkan benar-benar akuntabel dan komprehensif jawabannya, ketika terus berusaha dijatuhkan dengan beragam pertanyaan, beliau bahkan sempat memberi feedback berupa tantangan ilmiah kepada panelis dan forum.



1.      Dengan marah seseorang bisa mempertahankan harga dirinya.
Apa maksudnya? Abu Bakar, seorang sahabat, salah satu khulafaurrasyidin, dengan geramnya memerangi “mereka-mereka” yang malas berzakat. Umar bin Khatab, begitu garang ketika ada musuh yang hendak menjatuhkan Islam, orang-orang memerangi Rasulullah dan mendurhakai Allah, bahkan beliau berperang habis-habisan untuk membela agamanya.

 
1.      Dengan marah seseorang menjaga dirinya.
Anda harus marah pada orang yang hendak menghajar anda hingga mati tanpa ada sebab. Anda patut marah bagi mereka yang tak bisa menjaga akhlaknya di depan kedua orangtua anda bahkan menghina mereka tanpa alasan jelas, meskipun beralasan tak sepatutnya kedua orantua anda mendapat penghinaan, terlebih lagi anda masih bisa membela mereka. Bukankah hal ini juga yang akan dilakukan orangtua anda terhadap anda yang dulunya masih lemah, dimasa balita. Pun, anda harus marah pada mereka yang tak pernah bisa menyayangi anak yatim dan mengasihi orang miskin. Anda wajib marah jika agama anda dipermainkan dan saudara kita dilecehkan.

 
Tapi, jika anda bersabar, maka itu akan lebih baik… (menasehati diri sendiri ;) )
So,.. silahkan anda putuskan dan beri batasan bagi hati anda untuk menentukan tempat mana, dan pada siapa kita patut marah.


readmore »»