طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ #menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim# اطْلُبُوْا الْعِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنِ #tuntutlah ilmu walau hingga ke negeri Cina#

Minggu, 09 Februari 2014

GALI JURNAL KEDUA BPK

jurnal kedua yang aku baca hari ini adalah
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT BPK-RI
yang merupakan karya dari DYAH SETYANINGRUM dari UNIV. INDONESIA

Latar Belakang
adanya otonomi daerah menuntut akuntabilitas dan transparansi
oleh setiap pemda di Indonesia akan keuangan negara yang digunakan/dikelola
pada keuangan daerah yang notaben nya telah menerima
limpahan kekuasaan melalui desentralisasi atau otonomi

GG (good governance) akan terwujud jika pengawasan, pengendalian dan pemeriksaan
akan pemda yg menjalankan daerah telah baik. Pemeriksaan (audit)
keuangan negara yang independen secara eksternal dilakukan oleh BPK
jadi penting untuk mengukur kualitas audit bpk.

indikator utama yang digunakan dalam penelitian ini
sekaligus sebagai variabel yg akan dipengaruhi (VARIABEL TERIKAT) adalah
KUALITAS AUDIT
dimana kualitas audit diterjemahkan melalui INDIKATOR BERUPA
temuan audit BPK.(Semakin banyak temuan audit yang diungkap BPK, mengindikasikan bahwa
semakin baik kualitas audit yang dilakukan auditor pemerintah tsb)
temuan audit BPK dlm hal ini adalah total jumlah kasus
temuan oleh BPK, berupa:
1) kerugian daerah
2) potensi kerugian daerah
3) kekurangan penerimaan
4) administrasi
5) ketidakhematan
6) ketidakefisienan
7) ketidakefektifan

VARIBEL yang mempengaruhi (VARIABEL BEBAS) adalah
1) Latar Belakang Pendidikan Auditor > berpengaruh positif pada kualitas (temuan) audit
2) kecakapan profesional auditor BPK > berpengaruh positif pada kualitas (temuan) audit
3) pendidikan berkelanjutan  > berpengaruh positif pada kualitas (temuan) audit
4) Ukuran pemerintah daerah (aset pemda) > berpengaruh negatif pada kualitas (temuan) audit
5) Kompleksitas pemda (yang diukur dengan aspek luas wilayah, kependudukan, mata pencaharian penduduk struktur pemerintahan, sosial budaya, dan perekonomian) > berpengaruh positif pada kualitas (temuan) audit
6) Kualitas audit tahun lalu > berpengaruh positif pada kualitas audit
7) Umur pemerintah daerah > berpengaruh positif pada kualitas audti


Penelitian ini menggunakan model REGRESI MULTIVARIAT, dengan definisi operasional variabel dijelaskan, meliputi:

DEFINISI OPEASIONAL VARIABEL

untuk VARIABEL BEBAS (INDEPENDEN), meliputi:
Kualitas Audit sumber data adalah data sekunder yang diambil dari Laporan
Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester tahun tertentu (IHPS) sumber dari BPK pada web www.BPK-RI.go.id
atau www.bpk.go.id. DATA SEKUNDER INI berupa nilai temuan audit BPK (berupa ketujuh
indikator yang telah dijelaskan sebelumnya, meliputi: kerugian daerah, potensi kerugian daerah,
kekuarangan penerimaan, adm, ketidakhematan, ketidakefisienan, ketidakefektifan) yang semuanya dilaporkan
dalam satuan moneter pada IHPS.


untuk VARIABEL TERIKAT (DEPENDEN)

1) Latar belakang pendidikan auditor, indikatornya adalah pendidikan Ketua Tim Audit.
   pengukuran variabel ini dengan cara membentuk variabel "latar belakang pendidikan auditor" sebagai
   variabel dummy; bernilai 1, jika=pendidikannya pasca sarjana, 0 jika=selain pascasarjana.
   DATA untuk variabel ini adalah DATA PRIMER yang BERSUMBER dari Biro SDM BPK RI

2) Kecakapan profesional, indikatornya adalah pengalaman audit ketua Tim Audit (dalam satuan tahun).
   DATA untuk variabel ini adalah DATA SEKUNDER yang BERSUMBER dari Biro SDM BPK RI

3) Pendidikan berkelanjutan, indikatornya adalah jumlah pelatihan yang diikuti oleh ketua tim audit.
   DATA untuk variabel ini adalah DATA SEKUNDER yang BERSUMBER dari BIro SDM BPK RI

4) Ukuran pemerintah daerah, indikator pengukurannya adalah Ln total aset pemda.
   DATA untuk variabel ini adalah DATA PRIMER yang BERSUMBER dari Laporan Keuangan Pemda (LKPD)

5) Kompleksitas PEMDA, indikatornya adalah aspek luas wilayah, kependudukan, mata pencaharian penduduk
   struktur pemerintahan, sosial budaya, dan perekonomian.Pengukurannya dilakukan dengan cara membentuk
   variabel "kompleksitas PEMDA" sebagai variabel dummy; bernilai 1 jika=pemda berupa KOTA, 0=jika lainnya.
   DATA untuk VARIABEL ini adalah DATA PRIMER yang BERSUMBER dari LKPD (Laporan Keuangan Pemerintah Daerah).

6) Kualitas audit tahun lalu, indikatornya adalah ukuran perbandingan antara jumlah temuan audit
   pada Pemda tahun lalu dibagi dengan nilai aset pemda tahun lalu. DATA untuk variabel ini adalah DATA SEKUNDER
   yang bersumber dari laporan IHPS dan LKPD.

7) Umur pemerintah daerah, indikatornya adalah umur Pemda sejak diterbitkannya peraturan perundangan
   pembentukan pemerintah daerah (dalam tahun). DATA untuk VARIABEL ini adalah DATA SEKUNDER yang
   BERSUMBER dari LKPD.

KESIMPULAN
Secara bersamaan Karakteristik auditor dan karakteristik pemda mempengaruhi kualitas  audit

Namun secara parsial menunjukan bahwa karakteristik auditor yang meliputi;
latar belakang pendidikan auditor, kecakapan profesional, dan pendidikan profesional
berkelanjutan tidak mempengaruhi kualitas audit.

sedangkan untuk karakteristik auditee (pemda) yakni ukuran pemda saja yang berpengaruh negatif
terhadap kualitas (temuan) audit, sedangkan kompleksitas pemda tidak terbukti berpengaruh terhadap kualitas (temuan) audit.
Sama halnya dengan variabel kontrol dalam penelitian ini, yaitu: 1) temuan audit tahun lalu yang terbukti berpengaruh
positif signifikan terhadap kualitas audit. Sedangkan variabel kontrol yang yang kedua yaitu 2) umur pemda
tidak berpengaruh terhadap kualitas audit 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar