Hari itu, aku benar-benar cemas menunggumu di sudut kelas...
aku yakin hujan lebat pagi itu tak akan membuatmu beranjak ke sekolah..
Tapi mataku terus mencari dan awas di pintu kelas,..
Untung saja jam kosong, belum ada satupun guru pengganti yang masuk. Aku tau, jika aku bertanya langsung tentang kau, mereka akan tau bahwa aku menunggu sedari tadi. Aku benci menjadi bahan olokan di kelas. Jadi aku dengan sangat keras mencari cara agar aku bisa tetap menunggumu tanpa diketahui yg lain jika aku menunggu.. (bodoh)
Aku putuskan untuk pura-pura membersihkan papan tulis dan melihat ke arah jam dinding yang tergantung tepat di atas white board yang aku bersihkan. hmmm.. Tapi kau tak kunjung datang. Aku keluar kelas untuk memastikan, seberapa parah hujan pagi ini. Aku tak mendapatimu.. aku bingung.. aku keluarkan dari sakuku nokia 1600 hitam, mencoba melihat layar namun belum juga ada nada polyphonix yang terdengar dan tertulis namamu memberi kabar di layar. Aku benar-benar gelisah hari itu, tapi aku putuskan untuk duduk di salah satu bangku panjang di depan kelas. Sayangnya mataku tak berhenti memandang arloji di tangan kiriku. hashss... sudah mendekati pukul 9, tapi kau tak juga datang.
Aku kembali masuk ke dalam kelas, membuka tas dan mencari-cari sesuatu yang bisa aku bawa keluar untuk sembari menemaniku menunggu kedatanganmu pagi itu. Aku keluarkan buku Bahasa Indonesia Erlangga, karena tak ada satupun novel yang aku bawa di tas, karena itu biarlah aku keluarkan buku bahasa Indonesia ini jadi gantinya. Jika ada yang bertanya kenapa masih di luar kelas, maka akan aku jawab, kalau aku sedang membaca cerita pendek di buku ini, kelas cukup bising agar ku bisa selesaikan semua bacaan :p. Sebenarnya aku takut, biarlah rona merah dan cemas di pipi tidak terbaca oleh siapapun.. jadi aku sembunyikan di balik lembar demi lembar cerita-cerita di buku ini. hmmm.. Aku kembali benahi posisi duduk di bangku panjang itu dengan sesekali melirik lorong kelas, kalau-kalau kau tetap masuk sekolah hari itu...
....Ya benar, kau datang.. dengan payung merah.. tanpa baju hangat yang melekat dibadanmu, hanya baju sekolah yang terlihat basah. Kau membenahi rambut yang lepek terguyur hujan yang cukup lebat pagi itu. hmm.. entah mengapa aku jadi senang melihat kau datang pagi itu. Tas ransel yang kau gunakan benar-benar basah, mataku tak luput dari setiap gerakmu membenahi dan membasuh tas serta perlengkapan sekolah lain yang juga terguyur hujan. Aku tetap menatap buku yang kubawa tadi, aku tak mau ketahuan olehmu, jika aku ada bakat detektif, sedari tadi menantikan kau datang. Mataku sesekali mencuri pandang setiap gerak-gerikmu pagi itu. Aku ingin jadi pahlawan yang datang dan menanyakan "bagaimana, kenapa, apa, dengan siapa, dan mengapa" tapi aku tak mau jadi bahan sorot teman-teman lain.. aku hanya diam, bak patung yang membiarkan setiap langkahmu berlalu, hashhhh.. aku percis patung taman jelek yang tak artistik pagi itu. Aku hanya bisa melirik dan melihat kau dari kejauhan. Sial, kenapa aku begitu bodoh dan pengecut, hanya untuk mengucapkan salam dan berbasa-basi tentang keterlambatanmu saja aku tak bisa (bodoh).
Satu per satu temanmu menghampiri dan membantumu mengeringkan ringan seluruh peralatan dan pakaianmu. Senyummu masih tetap sama, meski hari mendung, hujan deras, atau panas terik, tetap seperti itu, lepas tanpa beban. Aku masuk dan mendekat, hanya untuk bertanya mengapa telat, tapi belum sempat aku lakukan.. kau malah balik bertanya padaku tentang hari ini, dan bercerita panjang lebar bahwa kau lupa akan catatanku, haha.. kau memang hebat, hebat dalam membuat aku bingung mulai dari mana dan apa jawabannya dari setiap soal-soal sulit yang ringan keluar satu per satu melalui ucapanmu.
Sayangnya, pagi itu aku hanya bisa bilang, "ya, tak apalah, besok bisa kan ya.. atau pakai saja jika masih butuh.." hahaha (bodoh).. kata-kata biasa. Biasa karena yaaa..itulah yang bisa saat itu aku ucapkan ketika berhadap denganmu (aku memang payah). Aku tau, kau pasti tak tau gelagapku...itu bagus, karena jika kau tau, kau tak akan pinjam catatan itu lagi, begitupun sebaliknya, aku tak bisa meminjam catatan dan tugas-tugasmu lagi dengan santainya, aku tak akan bisa menerima panggilan telpon rumahmu dan begitupun aku pasti tak akan berani menelponmu. Yahh, begitu ternyata, begitu sulit... Aku terlalu bodoh pagi itu, hingga pagi ini... hari ini .... :D
Kau, payung merah, dan seragam basah, serta catatan dan semua senyum, ucapan serta pertanyaan-pertanyaan ringan ini, hingga hari ini masih tersimpan dalam ingatanku. Aku merasa...., semua kejadian itu baru kemarin terjadi, bukan karena tak ada ingatan yang lain, tapi entah, aku sulit sekali melupakannya.
Mungkin aku terlalu berlebihan, tapi hanya itu yang ingin aku katakan... aku ingat semuanya, aku tidak bisa lupa. Bahkan, sampai hari itu di gerbang, hari yang tak akan aku lupakan. Atau mungkin hari saat kita menemani seorang guru kita mencari apotik,. Aku ingat semua, sampai hari ini...sampai hari ini.. Aku tidak bisa lupa, meski aku ingin lupa. Tapi anggaplah ini sifat buruk, aku susah melupakan sesuatu yang berkesan, sulit sekali... Aku berdoa kau tetap baik dengan jalan yang sekarang kau jalani.. hari itu.. tentang hari itu.. biar aku yang simpan ya. Aku yang akan ceritakan padamu semua, jika suatu saat kita bertemu dan kau memintanya, untuku ceritakan.
Btw, aku lupa menanyakan jawaban tebak-tebakan yang kau tanyakan di suatu siang di pelajaran seni. Kau benar, aku memang penasaran sampai hari ini, sampai seusia ini, haha. Kau tau,.. bahkan aku suka iseng untuk mencari jawaban tebak-tebakan itu di internet..gila, sudah berapa tahun itu, hahaha.. aku berharap saat aku mencarinya aku menemukan tulisanmu, yang menjelaskan tentang jawabannya, haha (ini yg mana mungkin) haha.. Kau benar.. aku masih penasaran sampai sekarang.. aku menyesal sok gengsi untuk tidak bertanya padamu. haha.. (bodoh lagi)...
Masih gak ya..burger yang dulu sering kau beli di depan sekolah? masih ingat ada hari apa di bulan Agustus? masih ingat tentang soal-soal memuakan itu? masih ingat cerita si monyet? masih ingat warna apa yang paling bagus? masih ingat lagu apa yang paling keren? masih ingat upacara yang paling aneh? masih ingat angkot apa yang paling menyebalkan? Yaaa.. aku masih ingat, bahkan semua.. Aku akan ceritakan, jika kau yang memintanya :D Kau hanya punya satu story teller tentang cerita ini, yaitu aku. Jika kau kehilangan aku, dan tak bisa menemukan aku, kau kehilangan jawabannya.. (itu juga jika kau mau) jika tidak ya tak masalah.. aku yang akan simpan ya :)
Saat ini, aku sedang ingin mengganti beberapa cerita kemarin... Aku tidak ingin cerita tentang hari itu mengubah seluruh jalur indah Tuhan yang telah diberikanNya untukku. Aku tidak ingin cerita-cerita itu terus mengontrol pikiranku.. Aku tak akan mengucapkan selamat tinggal atau apapun, tapi terima kasih sudah menjadi plot yang indah di dalam cerita-cerita di hari itu. Terima kasih untuk sms di panggung itu, terima kasih untuk not balok biru dan cerita serta ucapan awal tahun itu. Kata teman-temanku yang sekarang, aku terlalu bodoh untuk itu, aku tak seharusnya terus mengingat-ingat cerita yang mungkin sudah kau lupakan atau tak pernah teringat. Haha...
Jadilah apapun, karena kau yang dulu masih tetap ada di ingatan ini.. Kau yang dulu tak akan pernah berubah dan tidak diubah... Jika suatu saat kau mulai ingat, kau akan mengingat sebuah hari, sebuah hari dimana kau datang dengan payung merah, baju basah dan terlambat. :D
Di hari itu.. kau akan mengerti, kenapa aku duduk di sana membawa sebuah buku. Aku bukan membaca...tapi menunggu, menunggu seseorang yang terus akan menjadi cerita di hari itu :)
aku yakin hujan lebat pagi itu tak akan membuatmu beranjak ke sekolah..
Tapi mataku terus mencari dan awas di pintu kelas,..
Untung saja jam kosong, belum ada satupun guru pengganti yang masuk. Aku tau, jika aku bertanya langsung tentang kau, mereka akan tau bahwa aku menunggu sedari tadi. Aku benci menjadi bahan olokan di kelas. Jadi aku dengan sangat keras mencari cara agar aku bisa tetap menunggumu tanpa diketahui yg lain jika aku menunggu.. (bodoh)
Aku putuskan untuk pura-pura membersihkan papan tulis dan melihat ke arah jam dinding yang tergantung tepat di atas white board yang aku bersihkan. hmmm.. Tapi kau tak kunjung datang. Aku keluar kelas untuk memastikan, seberapa parah hujan pagi ini. Aku tak mendapatimu.. aku bingung.. aku keluarkan dari sakuku nokia 1600 hitam, mencoba melihat layar namun belum juga ada nada polyphonix yang terdengar dan tertulis namamu memberi kabar di layar. Aku benar-benar gelisah hari itu, tapi aku putuskan untuk duduk di salah satu bangku panjang di depan kelas. Sayangnya mataku tak berhenti memandang arloji di tangan kiriku. hashss... sudah mendekati pukul 9, tapi kau tak juga datang.
Aku kembali masuk ke dalam kelas, membuka tas dan mencari-cari sesuatu yang bisa aku bawa keluar untuk sembari menemaniku menunggu kedatanganmu pagi itu. Aku keluarkan buku Bahasa Indonesia Erlangga, karena tak ada satupun novel yang aku bawa di tas, karena itu biarlah aku keluarkan buku bahasa Indonesia ini jadi gantinya. Jika ada yang bertanya kenapa masih di luar kelas, maka akan aku jawab, kalau aku sedang membaca cerita pendek di buku ini, kelas cukup bising agar ku bisa selesaikan semua bacaan :p. Sebenarnya aku takut, biarlah rona merah dan cemas di pipi tidak terbaca oleh siapapun.. jadi aku sembunyikan di balik lembar demi lembar cerita-cerita di buku ini. hmmm.. Aku kembali benahi posisi duduk di bangku panjang itu dengan sesekali melirik lorong kelas, kalau-kalau kau tetap masuk sekolah hari itu...
....Ya benar, kau datang.. dengan payung merah.. tanpa baju hangat yang melekat dibadanmu, hanya baju sekolah yang terlihat basah. Kau membenahi rambut yang lepek terguyur hujan yang cukup lebat pagi itu. hmm.. entah mengapa aku jadi senang melihat kau datang pagi itu. Tas ransel yang kau gunakan benar-benar basah, mataku tak luput dari setiap gerakmu membenahi dan membasuh tas serta perlengkapan sekolah lain yang juga terguyur hujan. Aku tetap menatap buku yang kubawa tadi, aku tak mau ketahuan olehmu, jika aku ada bakat detektif, sedari tadi menantikan kau datang. Mataku sesekali mencuri pandang setiap gerak-gerikmu pagi itu. Aku ingin jadi pahlawan yang datang dan menanyakan "bagaimana, kenapa, apa, dengan siapa, dan mengapa" tapi aku tak mau jadi bahan sorot teman-teman lain.. aku hanya diam, bak patung yang membiarkan setiap langkahmu berlalu, hashhhh.. aku percis patung taman jelek yang tak artistik pagi itu. Aku hanya bisa melirik dan melihat kau dari kejauhan. Sial, kenapa aku begitu bodoh dan pengecut, hanya untuk mengucapkan salam dan berbasa-basi tentang keterlambatanmu saja aku tak bisa (bodoh).
Satu per satu temanmu menghampiri dan membantumu mengeringkan ringan seluruh peralatan dan pakaianmu. Senyummu masih tetap sama, meski hari mendung, hujan deras, atau panas terik, tetap seperti itu, lepas tanpa beban. Aku masuk dan mendekat, hanya untuk bertanya mengapa telat, tapi belum sempat aku lakukan.. kau malah balik bertanya padaku tentang hari ini, dan bercerita panjang lebar bahwa kau lupa akan catatanku, haha.. kau memang hebat, hebat dalam membuat aku bingung mulai dari mana dan apa jawabannya dari setiap soal-soal sulit yang ringan keluar satu per satu melalui ucapanmu.
Sayangnya, pagi itu aku hanya bisa bilang, "ya, tak apalah, besok bisa kan ya.. atau pakai saja jika masih butuh.." hahaha (bodoh).. kata-kata biasa. Biasa karena yaaa..itulah yang bisa saat itu aku ucapkan ketika berhadap denganmu (aku memang payah). Aku tau, kau pasti tak tau gelagapku...itu bagus, karena jika kau tau, kau tak akan pinjam catatan itu lagi, begitupun sebaliknya, aku tak bisa meminjam catatan dan tugas-tugasmu lagi dengan santainya, aku tak akan bisa menerima panggilan telpon rumahmu dan begitupun aku pasti tak akan berani menelponmu. Yahh, begitu ternyata, begitu sulit... Aku terlalu bodoh pagi itu, hingga pagi ini... hari ini .... :D
Kau, payung merah, dan seragam basah, serta catatan dan semua senyum, ucapan serta pertanyaan-pertanyaan ringan ini, hingga hari ini masih tersimpan dalam ingatanku. Aku merasa...., semua kejadian itu baru kemarin terjadi, bukan karena tak ada ingatan yang lain, tapi entah, aku sulit sekali melupakannya.
Mungkin aku terlalu berlebihan, tapi hanya itu yang ingin aku katakan... aku ingat semuanya, aku tidak bisa lupa. Bahkan, sampai hari itu di gerbang, hari yang tak akan aku lupakan. Atau mungkin hari saat kita menemani seorang guru kita mencari apotik,. Aku ingat semua, sampai hari ini...sampai hari ini.. Aku tidak bisa lupa, meski aku ingin lupa. Tapi anggaplah ini sifat buruk, aku susah melupakan sesuatu yang berkesan, sulit sekali... Aku berdoa kau tetap baik dengan jalan yang sekarang kau jalani.. hari itu.. tentang hari itu.. biar aku yang simpan ya. Aku yang akan ceritakan padamu semua, jika suatu saat kita bertemu dan kau memintanya, untuku ceritakan.
Btw, aku lupa menanyakan jawaban tebak-tebakan yang kau tanyakan di suatu siang di pelajaran seni. Kau benar, aku memang penasaran sampai hari ini, sampai seusia ini, haha. Kau tau,.. bahkan aku suka iseng untuk mencari jawaban tebak-tebakan itu di internet..gila, sudah berapa tahun itu, hahaha.. aku berharap saat aku mencarinya aku menemukan tulisanmu, yang menjelaskan tentang jawabannya, haha (ini yg mana mungkin) haha.. Kau benar.. aku masih penasaran sampai sekarang.. aku menyesal sok gengsi untuk tidak bertanya padamu. haha.. (bodoh lagi)...
Masih gak ya..burger yang dulu sering kau beli di depan sekolah? masih ingat ada hari apa di bulan Agustus? masih ingat tentang soal-soal memuakan itu? masih ingat cerita si monyet? masih ingat warna apa yang paling bagus? masih ingat lagu apa yang paling keren? masih ingat upacara yang paling aneh? masih ingat angkot apa yang paling menyebalkan? Yaaa.. aku masih ingat, bahkan semua.. Aku akan ceritakan, jika kau yang memintanya :D Kau hanya punya satu story teller tentang cerita ini, yaitu aku. Jika kau kehilangan aku, dan tak bisa menemukan aku, kau kehilangan jawabannya.. (itu juga jika kau mau) jika tidak ya tak masalah.. aku yang akan simpan ya :)
Saat ini, aku sedang ingin mengganti beberapa cerita kemarin... Aku tidak ingin cerita tentang hari itu mengubah seluruh jalur indah Tuhan yang telah diberikanNya untukku. Aku tidak ingin cerita-cerita itu terus mengontrol pikiranku.. Aku tak akan mengucapkan selamat tinggal atau apapun, tapi terima kasih sudah menjadi plot yang indah di dalam cerita-cerita di hari itu. Terima kasih untuk sms di panggung itu, terima kasih untuk not balok biru dan cerita serta ucapan awal tahun itu. Kata teman-temanku yang sekarang, aku terlalu bodoh untuk itu, aku tak seharusnya terus mengingat-ingat cerita yang mungkin sudah kau lupakan atau tak pernah teringat. Haha...
Jadilah apapun, karena kau yang dulu masih tetap ada di ingatan ini.. Kau yang dulu tak akan pernah berubah dan tidak diubah... Jika suatu saat kau mulai ingat, kau akan mengingat sebuah hari, sebuah hari dimana kau datang dengan payung merah, baju basah dan terlambat. :D
Di hari itu.. kau akan mengerti, kenapa aku duduk di sana membawa sebuah buku. Aku bukan membaca...tapi menunggu, menunggu seseorang yang terus akan menjadi cerita di hari itu :)