Ga pernah kebayang bisa masuk ke gedung BI. Bukan sekadar masuk, tapi sit in dan stay behind the table, bercengkrama dengan staf-staf di sana, juga yang ga kalah keren adalah punya kesempatan untuk kenal dan tahu lingkungan kerja Bank Indonesia Palembang. Ya, pilihan buat magang yang tepat banget sepertinya. Baru seminggu di sini, sudah banyak banget pengalaman dan ilmu-ilmu baru. Mulai dari mengenal anak-anak atau bolehlah disebut kakak2 PCPM 30 BI, sampai audiensi wartawan ke Bank Indonesia juga menyambut kunjungan universitas-universitas di Palembang untuk mengkaji mengenai kebanksentralan dan perkasan BI. Benar-benar memukau, ilmu-ilmu baru yang ditawarkan BI benar-benar TOP. Dan yang membuat begitu menyenangkan adalah tak banyak mahasiswa lain yang mengajukan praktik kerja (magang) mereka ke lingkungan Bank Indonesia (BI). Padahal sumpah, di sini benar-benar asik kok. Alhasil.. perhatian para pegawai BI hanya tertuju kepada kami (anak-anak magang), karena toh para pegawai BI suka pada orang yang ingin banyak belajar seperti anak-anak magang misalnya. Ya.. saya dan satu teman saya lagi dari universitas yang berbeda adalah Hadsen (mahasiswa Matematika ITB yang juga sekarang semester 6 baru mau ke semester 7, yang juga sama seperti saya), hanya kami yang mengajukan magang di BI tampaknya, karena tak ada yang lain selain kami berdua. Namun saya dan Hadsen magang di unit yang berbeda meski satu divisi yaitu divisi moneter. Saya di UKE (ekonomi) dan Hadsen di KSS (statistik). Bahkan magang di BI dan tepatnya di UKE (Unit Kajian Ekonomi) yang sekarang saya tempati, tepat dan pas dengan hobi saya dan teman-teman di progres, ya.. apalagi kalau bukan tentang menulis paper. Dan magang di BI pada semester ini benar-benar membuka wawasan dan cara pandang saya. Memang benar kata pepatah, lingkungan akan membawa arah kita kemana . :)
Ketika di kampus dan sedang ada project paper, pasti meng-unduh data dan statistik kekinian tentang Indonesia, ekonomi, warta bisnis dan perkembangan perbankan pasti ke website (sources) yang absah dan mutakhir. Nah yang paling jadi favorit adalah web nya BI. Alhamdulillah saat magang di sini, Allah memberi kesempatan kepada saya untuk mengenal orang-orang yang benar-benar berpengaruh signifikan pada perkembangan web ini, dan ternyata orang tersebut menjadi pembimbing saya ketika magang di BI sekarang. Sungguh di luar dugaan saya. Saya bisa directly bertanya dan diskusi dengan orang yang handling semua perkembangan web favorit ketika buat paper. Ya, mbak Adela, beliau biasa dipanggil dengan sapaan Dela, beliau aktif dalam produce KER (Kajian Ekonomi Regional) yang membahas lebih spesifik terkait perkembangan perekonomian wilayah Sumbagsel termasuk Palembang. Wawasan mbak Dela yang luas dan presentasinya yang begitu memukau saat memaparkan konten-konten apa yang akan ia tulis, benar-benar membuat saya dan peserta lainnya kagum. Nah, itulah untungnya magang di BI, kita (re: anak-anak magang) tidak akan kesepian untuk mencari topik diskusi dan ngobrol, karena pegawai-pegawai BI rata-rata berusia muda dan fresh graduated serta anak magang akan selalu diikutsertakan pada setiap kegiatan BI sesuai bidang yang kita tempati. Misalnya saja UKE, di unit ini anak-anak magang UKE akan diikutsertakan dalam setiap kegiatan yang berhubungan dengan Unit Kajian Ekonomi. Ngomong-ngomong tentang pembimbing magang saya Mbak Dela, ya Mbak Dela benar-benar memotifasi saya sebagai kaum wanita untuk semangat berprestasi dan jangan sampai kalah bersaing dengan kaum laki-laki yang juga termasuk dominan di BI. Selain mbak Dela, ada lagi mbak Dinda. Baik Mbak Dela maupun Mbak Dinda adalah bibit-bibit unggul yang memang disiapkan untuk menjadi calon pimpinan BI nantinya. Saya tahu itu karena sempat diceritakan oleh Pak Roni (Asisten Direktur UKE) yang juga merupakan atasan Mbak Dela dan Mbak Dinda, saat pengarahan di hari pertama magang minggu kemarin.
Mbak Dela dan Mbak Dinda masuk BI melalui jalur PCPM (Pendidikan Calon Pegawai Muda Bank Indonesia) yang sekarang telah sampai pada angkatan 30. Kalau di perbankan, pendidikan sejenis PCPM biasa disebut ODP (Officer Development Program) yang siapapun pasti tau, kalau yang tembus tes tersebut, setelah OJT (On JobTtraining) pasti langsung menempati posisi managerial dan tidak lagi setara staff biasa. Dan kakak PCPM 30 angkatan Mbak Dinda orangnya bener-bener hebat secara kelimuan. Ketika ngobrol dengan mereka saya tau bahwa background mereka dominan berasal dari beragam universitas-universitas TOP di Indonesia yang tersebar dari Sabang samapi Merauke. Wawasan mereka luas, komunikasinya begitu baik dan ramah. Banyak pelajaran yang saya petik dari mereka semua. Mbak Dinda asli Cilacap dan merupakan tamatan UI tahun 2011 dengan jurusan yang sama dengan saya, Akuntansi. Sebelum lulus di BI, ia telah bekerja sebelumnya sebagai junior auditor di E&Y (KAP multidimensional dan termasuk the big 4.. keren banget dah), Mas Yoga dari IM Telkom dan asli Bandung, Mbak Rena anak Teknik Informatika Indo Global Mandiri (IGM) yang juga asli palembang tamatan 2011.Sebelum di BI, Mbak Rena telah diminta menjadi dosen TI di IGM oleh beberapa dosennya. Keren banget dah pokoknya, banyak ilmu-ilmu baru dari mereka kakak PCPM 30. Mereka semua masih OJT di BI Palembang, dan anak-anak PCPM harus menerima penempatan yang telah ditentukan BI dan tak dapat memilih. Inilah konsekuensinya. Oleh karena itu, mereka menyebar dari Sabang sampai Merauke.
PCPM akhirnya menempati ruang hati saya untuk menjadi target yang patut direncanakan sebelum dan setelah lulus S-1 nantinya. Setelah mendapat info dari mereka (kakak2 PCPM 30) dan searching di internet, saya jadi tahu sedikit mengenai seleksi PCPM bahwa PCPM bukanlah seleksi yang mudah. Ada 8 tahap yang harus dilalui selama lebih dari 8 bulan masa tes. Jadi harus menjalani runtutan tes-tes yang hampir satu tahun lamanya, jika terus lolos seleksi. PCPM biasanya dimulai sejak awal Bulan Januari hingga berakhir diawal Bulan September, woww.. That's really-really uwaaww.. Tes-tesnya pun ada yang biasa dan kebanyakan tidak biasa. Itulah mengapa kakak2 PCPM memiliki komunikasi verbal yang baik dan kemampuan teoritis dan analitis yang luar biasa, karena tesnya melingkupi hal-hal tersebut yang tentu tak hanya fokus pada hard skill namun juga soft skill. Ih serem deh ya kalo dibayangin, tapi sayangnya PCPM bukan buat dibayangin guys, tapi kudu dijalanin by perencanaan yang mantap (sepertinya) ;). Ih, jadi pingin persiapan yang matang dari sekarang dan lulus S-1 cepet biar bisa ikut PCPM dan jadi seperti kakak2 itu. Bismillah.. :D
Terakhir.., magang di Bank Indonesia Palembang ga buat nyesel deh.. Selain bisa untuk belajar banyak, juga bisa pulang ke kampung halaman.. :D
Ketika di kampus dan sedang ada project paper, pasti meng-unduh data dan statistik kekinian tentang Indonesia, ekonomi, warta bisnis dan perkembangan perbankan pasti ke website (sources) yang absah dan mutakhir. Nah yang paling jadi favorit adalah web nya BI. Alhamdulillah saat magang di sini, Allah memberi kesempatan kepada saya untuk mengenal orang-orang yang benar-benar berpengaruh signifikan pada perkembangan web ini, dan ternyata orang tersebut menjadi pembimbing saya ketika magang di BI sekarang. Sungguh di luar dugaan saya. Saya bisa directly bertanya dan diskusi dengan orang yang handling semua perkembangan web favorit ketika buat paper. Ya, mbak Adela, beliau biasa dipanggil dengan sapaan Dela, beliau aktif dalam produce KER (Kajian Ekonomi Regional) yang membahas lebih spesifik terkait perkembangan perekonomian wilayah Sumbagsel termasuk Palembang. Wawasan mbak Dela yang luas dan presentasinya yang begitu memukau saat memaparkan konten-konten apa yang akan ia tulis, benar-benar membuat saya dan peserta lainnya kagum. Nah, itulah untungnya magang di BI, kita (re: anak-anak magang) tidak akan kesepian untuk mencari topik diskusi dan ngobrol, karena pegawai-pegawai BI rata-rata berusia muda dan fresh graduated serta anak magang akan selalu diikutsertakan pada setiap kegiatan BI sesuai bidang yang kita tempati. Misalnya saja UKE, di unit ini anak-anak magang UKE akan diikutsertakan dalam setiap kegiatan yang berhubungan dengan Unit Kajian Ekonomi. Ngomong-ngomong tentang pembimbing magang saya Mbak Dela, ya Mbak Dela benar-benar memotifasi saya sebagai kaum wanita untuk semangat berprestasi dan jangan sampai kalah bersaing dengan kaum laki-laki yang juga termasuk dominan di BI. Selain mbak Dela, ada lagi mbak Dinda. Baik Mbak Dela maupun Mbak Dinda adalah bibit-bibit unggul yang memang disiapkan untuk menjadi calon pimpinan BI nantinya. Saya tahu itu karena sempat diceritakan oleh Pak Roni (Asisten Direktur UKE) yang juga merupakan atasan Mbak Dela dan Mbak Dinda, saat pengarahan di hari pertama magang minggu kemarin.
Mbak Dela dan Mbak Dinda masuk BI melalui jalur PCPM (Pendidikan Calon Pegawai Muda Bank Indonesia) yang sekarang telah sampai pada angkatan 30. Kalau di perbankan, pendidikan sejenis PCPM biasa disebut ODP (Officer Development Program) yang siapapun pasti tau, kalau yang tembus tes tersebut, setelah OJT (On JobTtraining) pasti langsung menempati posisi managerial dan tidak lagi setara staff biasa. Dan kakak PCPM 30 angkatan Mbak Dinda orangnya bener-bener hebat secara kelimuan. Ketika ngobrol dengan mereka saya tau bahwa background mereka dominan berasal dari beragam universitas-universitas TOP di Indonesia yang tersebar dari Sabang samapi Merauke. Wawasan mereka luas, komunikasinya begitu baik dan ramah. Banyak pelajaran yang saya petik dari mereka semua. Mbak Dinda asli Cilacap dan merupakan tamatan UI tahun 2011 dengan jurusan yang sama dengan saya, Akuntansi. Sebelum lulus di BI, ia telah bekerja sebelumnya sebagai junior auditor di E&Y (KAP multidimensional dan termasuk the big 4.. keren banget dah), Mas Yoga dari IM Telkom dan asli Bandung, Mbak Rena anak Teknik Informatika Indo Global Mandiri (IGM) yang juga asli palembang tamatan 2011.Sebelum di BI, Mbak Rena telah diminta menjadi dosen TI di IGM oleh beberapa dosennya. Keren banget dah pokoknya, banyak ilmu-ilmu baru dari mereka kakak PCPM 30. Mereka semua masih OJT di BI Palembang, dan anak-anak PCPM harus menerima penempatan yang telah ditentukan BI dan tak dapat memilih. Inilah konsekuensinya. Oleh karena itu, mereka menyebar dari Sabang sampai Merauke.
PCPM akhirnya menempati ruang hati saya untuk menjadi target yang patut direncanakan sebelum dan setelah lulus S-1 nantinya. Setelah mendapat info dari mereka (kakak2 PCPM 30) dan searching di internet, saya jadi tahu sedikit mengenai seleksi PCPM bahwa PCPM bukanlah seleksi yang mudah. Ada 8 tahap yang harus dilalui selama lebih dari 8 bulan masa tes. Jadi harus menjalani runtutan tes-tes yang hampir satu tahun lamanya, jika terus lolos seleksi. PCPM biasanya dimulai sejak awal Bulan Januari hingga berakhir diawal Bulan September, woww.. That's really-really uwaaww.. Tes-tesnya pun ada yang biasa dan kebanyakan tidak biasa. Itulah mengapa kakak2 PCPM memiliki komunikasi verbal yang baik dan kemampuan teoritis dan analitis yang luar biasa, karena tesnya melingkupi hal-hal tersebut yang tentu tak hanya fokus pada hard skill namun juga soft skill. Ih serem deh ya kalo dibayangin, tapi sayangnya PCPM bukan buat dibayangin guys, tapi kudu dijalanin by perencanaan yang mantap (sepertinya) ;). Ih, jadi pingin persiapan yang matang dari sekarang dan lulus S-1 cepet biar bisa ikut PCPM dan jadi seperti kakak2 itu. Bismillah.. :D
Terakhir.., magang di Bank Indonesia Palembang ga buat nyesel deh.. Selain bisa untuk belajar banyak, juga bisa pulang ke kampung halaman.. :D