Nampaknya tak adil jika pengalaman ini tak pernah dibagi untuk menjadi motivasi bersama. Pengalaman yang tak boleh dilewatkan oleh siapapun yang memiliki cita-cita yang sama untuk menjadi bagian dari Bank Indonesia, meski hanya sekadar kerja praktik. Begitu berkesan, sehingga harus dituangkan untuk menjadi secercah inspirasi bagi yang lainnya. :)
Pernah di tulisan yang sebelumnya, saya bercerita mengenai Hadsen teman magang saya di BI yang berasal dari universitas yang berbeda? inilah orangnya...
Yang berdiri di antara saya dan Hadsen adalah Ibu Ajeng, tapi sebenarnya, Bu Ajeng lebih suka jika beliau disapa dengan sapaan Mbak Ajeng. Toh, beliau masih sangat muda dan masih single loh... :)
Mbak Ajeng adalah orang yang begitu berperan dalam goresan pengalaman saya yang sedikit ini ketika magang di Bank Indonesia, disebabkan proposal magang saya di BI diterima pertama kali oleh beliau, mengingat beliau adalah asisten manager SDM pada BI Wilayah VII. Beliau begitu cekatan, namun tetap teliti dan ramah pada siapapun. Mbak Ajeng jugalah yang selalu memberikan pengarahan dan pengingat reguler mengenai pelaporan kegiatan kami selama magang di Bank Indonesia. (Thanks a Lot loh buat Mbak Ajeng)
Sedikit saya akan bercerita mengenai Bank Indonesia Wilayah VII Sumatera Selatan. Inilah Bank Indonesia Wilayah VII:
Kenapa BI hadir di Sumatera Selatan - Palembang?
Lahirnya Bank Indonesia tak terlepas dari
hadirnya Belanda di tanah air. Bank pertama yang didirikan Bangsa Belanda di
nusantara ialah De Bank van Leening tahun 1746 di Jawa. Yang kemudian
menjadi De Bank Courant en Bank van Leening pada 1752. Bank ini diyakini
menjadi cikal bakal perkembangan bank pertama di nusantara. Tahun 1828,
tepatnya tanggal 24 Januari, barulah De Javasche Bank, akrab disebut DJB.
Dengan fungsi sebagai sirkulasi, mencetak dan mengedarkan uang. Khusus kantor
De Javasche Bank Cabang Palembang, dibuka tanggal 20 September 1909. DJB ini
merupakan bank niaga, kantor cabang (Agentschap) ke-16 dari DJB
pendahulunya.
Gagasan pembukaan kantor cabang di
Palembang muncul ketika Direktur EA Zeilinga Azn melakukan perjalanan dinas 3
September 1908. Mulai dari Padang, Bengkulu, Rejang Lebong, Kepayang, Tebing
Tinggi, Keban, Lahat, Muara Enim, dan akhirnya ke Palembang. Di Palembang, Zeilinga
melihat fakta, kota Palembang merupakan kota perdagangan yang penting dan ramai
dengan aktivitas, baik dari kekayaan perkebunan, tambang hingga minyak bumi.
Sampai di Batavia, hal ini dilaporkannya kepada
Direksi DJB. Kemudian, direksi memutuskan membuka dengan resmi Kantor Cabang De
Javasche Bank di Palembang tanggal 20 September 1909. Pemimpin pertama DJB
Palembang kala itu, BJ Schadd (1909-1910). Berdasarkan
arsip yang disimpan BI Palembang, kantor pertama berupa rumah yang disewa.
Terletak di Jl Sekolah (Scoolweg). Kemudian, rumah sewa tersebut, pada tanggal
29 Mei 1916 dibeli dari pemiliknya, Tjoa Ham Hien, seorang kapten tituler kaum
Cina Palembang. Rumah sewa tersebut kemudian dibongkar untuk didirikan gedung
kantor baru, namun terbuat dari kayu. Gedung kedua DJB merupakan gedung
permanen yang dibangun tahun 1920. Gedung DJB ini terletak di kawasan Jalan
Tengkuruk, atau di kaki Jembatan Ampera sebelah hilir.
Selain Belanda, Jepang tercatat pernah menguasai
nusantara termasuk Palembang. Jepang mulai menduduki Indonesia sejak Februari
1942. Saat Jepang menduduki Indonesia ini, seluruh aktivitas DJB dihentikan.
Fungsi dan tugas bank digantikan oleh bank Jepang. Seperti Yokohama Specie
Bank, Taiwan Bank, dan Mitsui Bank. Bertindak sebagai koordinator adalah Nanpo
Kaihatsu Ginko.
Setelah penyerahan Jepang kepada Sekutu, keadaan tak menentu masih berlangsung
sampai tanggal 10 Oktober 1945. Namun akhirnya, kantor Cabang Palembang
dinyatakan dibuka kembali pada tanggal 1 Agustus 1947. Susunan kepemimpinan
pertama adalah JB. Schadd (Pemimpin), dan MHA De Rooy sebagai Pemegang
Buku/Pemimpin Cabang Pengganti Kantor Cabang. Untuk periode terakhir berdirinya
DJB yaitu periode laporan tahun 1952/1953 pemimpinnya adalah J.C. Wink.
Setelah resmi menjadi Bank Indonesia (BI) tahun 1953, gedung kedua DJB
yang berada di kawasan Jalan Tengkuruk dipindah, akibat terkena proyek jembatan
Ampera yang terjadi tahun 1965. Untuk gedung ketiga, dipilihlah kawasan
jalan Veteran hingga tahun 1971. Gedung BI Palembang kemudian dipindah lagi ke
Jalan Merdeka kemudian pindah kembali dan terakhir barulah berlokasi tepat di depan RS RK Charitas. Tahun 2001, gedung BI kemudian direnovasi
dan dibangun gedung baru. Tepat tanggal 30 Juli 2003, renovasi dan
pembangunan gedung baru selesai. Gedung ini merupakan central para pegawai BI
yang wilayah kerjanya mencakup provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) serta Bangka
Belitung.
Bagaimana Kultur Kerja di Lingkungan BI Palembang ?
Kultur
Kerja Bank Indonesia Wilayah VII meliputi budaya disiplin waktu, religiusitas
dan budaya keamanan. Adapun yang dimaksud dengan kultur disiplin terhadap
manajemen waktu adalah setiap pegawai yang berada dalam lingkungan kerja Bank
Indonesia Wilayah VII harus mematuhi jadwal kehadiran yang dimulai sejak pukul
07.10 wib hingga batas maksimal pukul 07.30 wib. Kehadiran didata dengan mesin
kehadiran online yang akan langsung merekap waktu kedatangan karyawan. Di akhir
jam kerja yang sekurang-kurangnya berakhir pukul 16.15 wib, dengan ditandai bel
kepulangan pegawai. Dimana setiap pegawai yang pulang dan mengakhiri jam
kerjanya harus kembali melakukan sign
kepulangan dengan menggunakan mesin cek kehadiran online. Selain kehadiran
serta kepulangan, sebagaimana perusahaan atau lembaga lain, Bank Indonesia
Wilayah tujuh juga begitu memperhatikan ketepatan waktu dalam penyelesaiana
tugas-tugas pekerjaan yang menjadi tanggung jawab masing-masing pegawainya.
Kultur lain yang membuat Bank Indonesia semakin lengkap adalah kultur religi
yang digambarkan melalui pengajian setiap Senin pagi yang dimulai pukul 08.00
wib hingga berakhir pukul 08.30 wib, yang wajib diikuti oleh setiap pegawai BI
Wil VII yang muslim serta diisi oleh ustad-ustad kenamaan Sumatera Selatan, semisal ust Umar Said. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan semangat integritas
dan profesionalisme pegawai-pegawai BI Wilayah VII. Setidaknya inilah yang
diungkapkan Kepala Unit SDM BI Wilayah VII.
Sebagai
Bankers Bank, Bank Indonesia Wilayah VII dituntut untuk melaksanakan kontrol keamanan
yang begitu baik. Dimana akses untuk menuju setiap ruang strategis BI tak dapat
dilakukan oleh setiap orang. Hanya mereka yang memiliki izin dan kapasitas
tertentu sesuai tugas dan perannya yang mampu menjangkau setiap ruang BI Wil VII. Hal ini
dapat dilaksanakan dengan menggunakan Identity (ID) Card yang dimiliki oleh
masing-masing pegawai yang bersangkutan.
Pada Bank Indonesia Wilayah VII ada beberapa divisi yang terkait erat dengan 3 fungsi (nantinya akan menjadi 2 fungsi) Bank Sentral; yaitu: ekonomi moneter, manajemen intern dan pengawasan bank inilah gambaran meja kerja anak2 magang di BI Wilayah tujuh saat saya berada pada Unit Statistik dan Survei (USS) yang merupakan salah satu unit yang berada dalam lingkup ekonomi moneter:
inilah struktur organisasi BI wilayah VII sebelum perubahan (ketika saya magang)
Selama berada di USS dan UKE ada beberapa kegiatan menarik yang saya kerjakan antara lain:
HARI DAN TANGGAL
|
KEGIATAN PRAKTIK KERJA
|
KETERANGAN
|
Senin
10-6-2013
|
Menjadi Asisten dalam pengecekan
dokumen PDDN dan BSR UKE
|
Kelengkapan arsip sebelum dilakukan audit internal oleh DAI pada UKE
|
Selasa
11-6-2013
|
Melakukan input data kepuasan
pelanggan KER dan turut hadir dalam kunjungan IAIN Raden Fatah ke BI Wil VII
|
Kuisioner kepuasan pelanggan KER
BI dan kajian Kebanksentralan serta perkasan BI
|
Rabu
12-6-2013
|
Menjadi asisten dalam
mendeskripsikan beberapa profil pasar (Pasar Lemabang, Pasar KM 5 dan Pasar
Cinde) di Palembang.
|
Membantu melengkapi wacana
pengembangan web PIHPS
|
Kamis
13-6-2013
|
Membantu pengecekan kesesuaian
pembukuan tata usaha BI Wil VII terhadap bukti potong PPh 21 dan 23
Direktorat Jenderal Pajak atas aktivitas BI Wil VII
|
Kelengkapan tarnsaksi dalam
pembukuan tata usaha sebelum audit internal
|
Jumat
14-6-2013
|
Turut menghadiri diseminasi
keuangan inklusif dan branchless
banking BI kepada wartawan Ekonomi dan Bisnis Sumbagsel
|
Rencana BI dalam menghadirkan Bank tanpa kantor untuk masyarakat
Indonesia
|
HARI DAN TANGGAL
|
KEGIATAN PRAKTIK KERJA
|
KETERANGAN
|
Senin
17-6-2013
|
Membantu melakukan penghapusan
buku-buku lama BI Wil VII melalui cyber library
|
Buku lama dihibahkan dan dihapus dari daftar barcode dan daftar online
perpustakaan BI
|
Selasa
18-6-2013
|
Menjadi asistensi dalam input data
realisasi anggaran Kota Pagaralam
|
Input data dalam excel mengenai laporan realisasi anggaran Kota
Pagaralam.
|
Rabu
19-6-2013
|
Menjadi asisten dalam entry data
buku-buku baru BI Wil VII pada syber library
|
Buku-buka yang telah dihibahkan digantikan dengan buku-buku baru yang
lebih update dalam syber library.
|
Kamis
20-6-2013
|
Membantu merapihkan surat-surat
pemberitahuan pelaksanaan survey BI Wil VII kepada di Sumbagsel
|
Surat-surat berisi pemberitahuan
pelaksanaan survey konsumen
|
Jumat
21-6-2013
Senin
24-6-2013
Selasa
25-6-2013
Rabu
26-6-2013
Kamis
27-6-2013
Jumat
28-6-2013
|
Mengikuti sosialisasi enumerator
survey pemantauan harga (SPH) USS bersama mahasiswa/i STIE MUSI dan UNSRI
Membuat laporan minggu akhir di Bank Indonesia
Melaporkan laporan kerja praktik pada unit sumber daya manusia BI wilayah VII
Membantu input data APBD Kabupaten Lahat & Pagaralam guna kepentingan statistik
Membantu belanja buku buku Ekonomi Bank Indonesia bersama kepustakaan BI
Mengikuti Kegiatan Pelepasan PCPM dan Pegawai BI yang dimutasikan
|
Pergantian enumerator dalam survey
pemantauan harga (SPH)
Kewajiban seluruh peserta magang
pada bagian SDM sembari pengkoreksian lapora magang
Menjadi asisten unit statistik dan survei
Asisten kepustakaan
Akhir magang
|
apa itu USS dan UKE??
ada juga foto saya dengan kakak2 PCPM (Kak Dinda (tengah) dan Kak Rena (Kiri) )
Praktik kerja di minggu pertama
yaitu pada 10 – 14 Juni 2013, penulis ditempatkan pada divisi ekonomi moneter
tepatnya di unit kajian ekonomi. Unit kajian ekonomi adalah unit kerja divisi
ekonomi moneter yang memiliki tugas mengkaji perkembangan inflasi
daerahSumatera Bagian Selatan (Sumbagsel), melakukan pengkajian terkait Produk
Domestik Bruto Sumbagsel, menganalisa surplus defisit komoditas strategis yang
ada di wilayah Sumbagsel, melakukan prmodelan dan proyeksi makroekonomi
regional (REMBI) wilayah Sumbagsel, serta memberikan supporting riset terkait
pelaksanaan perluasan akses keuangan (financial inclusion) yang mana sumbagsel
adalah salah satu wilayah yang ditunjuk sebagi pilot project branchless
banking.
Adapun
produk pokok Unit Kajian Ekonomi (UKE) meliputi, 1. Kajian Ekonomi Regional
(KER) yang merupakan laporan serta kajian perekonomian regional wilayah
sumbagsel yang menjadi sumber informasi bagi seluruh masyarakat umum serta
pihak-pihak lain yang berkepentinga. Dalam KER disajikan pulan analisis
mengenai inflasi yang terjadi di wilayah Sumbagsel, pertumbuhan ekonomi
wilayah, pendapatan masyarakat serta beragam informasi terkait komoditas barang
atau jasa yang diproduksi maupun dikonsumsi masyarakat di wilayah Sumatera
Bagian Selatan (Sumbagsel). KER merupakan kajian triwulanan yang dapat diakses
langsung melalui website Bank Indonesia yaitu www.bi,go.id pada bagian publikasi atau melalui
perpustakaan Bank Indonesia Wilayah VII yang menyediakan hardcopy KER dari
seluruh regional termasuk Sumbagsel. 2. Prima (Pantauan Berita Media) yang
dikirmkan melalui email konsumenBank Indonesia maupun pegawai Bank Indonesia
wilayah VII. 3. Website Pusat Informasi Pangan Strategis (PIHPS) yang bertujuan
mencegas disparitas harga pangan antar daerah serta antar produsen dan
konsumen. Pengembangan program ini pula
bekerja sama dengan Pemprov Sumbagsel.
Pada minggu kedua praktik kerja di
Bank Indonesia Wilayah VII Palembang, tepatnya pada tanggal 17 – 21 Juni 2013
penulis ditempatkan di Unit Statistik dan Survei. Berdasarkan Surat Edaran (SE)
No. 9/12/Intern tanggal 30 Maret 2007 yang kemudian diperbaharui oleh SE No.
9/24/Intern tanggal 26 Juni 2007 dan SE No. 12/60/Intern tanggal 7 Sepetember
2010, maka tugas dan produk pokok unit ini disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2.1: Tugas dan Produk Pokok Unit Statistik dan Survei
NO
|
Tugas Pokok
|
Produk Pokok
|
1.
|
Menerima, memverifikasi, mengirim
ke kantor pusat, menatausahakan dan memberikan bantuan teknis laporan bank
dan non-bank
|
Laporan Bank Umum (LBU), LAporan
Berkala Bank Umum (LBBU), LAporan BPR (LBPR), Laporan Keuangan Bulanan dan
Kegiatan Usaha Perusahaan Pembiayaan (LKBPP), Sistem Informasi Debitur (SID),
Lalu Lintas Devisa (LLD).
|
2.
|
Mengumpulkan dan menyusun
data/informasi ekonomi, keuangan, perbankan dan demografi di wilayah kerja
|
Data statistic seperti: PDRB, APBD, inflasi, dan
kepedudukan/ketenagakerjaan.
|
3.
|
Melakukan kegiatan survei untuk
kepentingan kantor pusat dan KPw
|
Hasil-hasil survey Kegiatan Dunia
Usaha (SKDU), Survei Konsumen (SK), Survei Penjualan Eceran, Survei HArga
|
4.
|
Melakukan kegiatan Liaison dalam
rangka pengumpulan data dan informasi dari pelaku ekonomi (perusahaan,
lembaga riset, pemerintah, perbankan dan asosiasi).
|
Analisis singkat (Diary Notes)
kunjungan Liaison, resume analisis gabungan hasil Liaison, database dan
informasi Liaison ke KP.
|
5.
|
Mengelola dan mengembangkan
database informasi perekonomian daerah.
|
Database perekonomian daerah,
termasuk SEKDA.
|
6.
|
Melaksanakan fungsi sebagai pusat
informasi.
|
Pelayanan informasi data nasional
dan regional meliputi:
-
ekonomi keuangan
-
bisnis dan perbankan
-
pinjaman luar negeri
-
demografi
|
7.
|
Melakukan koordinasi dengan
KPw-KPw di wilayah koordinasinya dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas
statistic dan survey.
|
Terlaksananya koordinasi kegiatan statistik dan survei
|
8.
|
Melaksanakan pengelolaam
perpustakaan dan mengkoordinasikan pengembangan perpustakaan KPw-KPw di
wilayah koordinasinya.
|
a. Pengelolaan perpustakaan:
1. Pengadaaan koleksi perpustakaan:
buku, jurnal
2. Pengelolaan koleksi: katalogisasi,
klasifikasi, operasional cyber library.
3. Pelayanan perpustakaan sirkulasi
koleksi, promosi perpustakaan
4. Pengembangan perpustakaan kerja
sama perpustakaan
5. Pemeliharaan dan penghapusan
koleksi perpustakaan.
b. Koordinasi pengembangan
perpustakaan KPw-KPw di wilayah koordinasinya.
|
ada juga foto saya dengan kakak2 PCPM (Kak Dinda (tengah) dan Kak Rena (Kiri) )
Dan beberapa foto terakhir saat pelepasan kakak2 PCPM dan pegawai yang dimutasikan:
Setelah di Bank Indonesia Wilayah VII, saya kemudian melanjutkan proses magang ke salah satu BUMN di Kota Palembang. Ya, PTSB.. Apa itu? saya akan share di cerita selanjutnya.. :D