Waduh, rasanya telat sekali kalau akan menyapa 2013 di Bulan Februari..hihihi. Tapi yah beginilah nyatanya. Saya baru bisa menulis lagi di blog ini setelah satu tahun (re: Desember 2012-Februari 2013) tidak menelik keadaan serpihan jendela dunia kecil ini. Maklum, di awal tahun saya geger menyiapkan UAS di sekolah saya. Geger? ya, geger.. itulah kata yang biasa dilontarkan orang-orang yang tidak selalu siap ujian seperti saya, yang ini pamilih kalau dicontoh ya! Tapi bukan itu saja yang menggegerkan, ada hal-hal lain yang faktanya juga hampir menggegerkan semua mahasiswa. Dikarenakan ada beberapa sistem UAS di 2013 yang memang sedikit dimodifikasi, ya tidak juga sedikit sih namun begitu signifikan lebih tepatnya. Mana lagi timing UAS begitu ber-saf dengan tahun baru, yang kebanyakan orang biasanya libur atau bersenang-senang ya bisa dikatakan merayakan atau bagi yang tidak merayakan pasti terbawa suasana histeria juga. Tapi, disaat-saat itulah saya dan teman-teman malah sibuk membuat berbagai resume dan salinan formula mengenai beberapa materi UAS dan juga beberapa translate jurnal yang menjadi tugas akhir. Maka dari itu izinkan sederet alasan diatas menjadi alasan atau kompensasi bagi saya yang tak juga sempat menyapa blog ini. Walau bagaimanapun kalau kita bahas-bahas UAS di dunia yang begitu menyenangkan ini rasanya sangat-sangat tidak menyehatkan, hehe.. Jadi?..Yah sudahlah, yang berlalu biarlah berlalu, toh KHS juga sudah bisa diakses dan mempertontonkan secara masif hasilnya.
Ngomong-ngomong, terhitung tanggal 3 hingga tanggal 12 Bulan Januari kemarin, saya memang sibuk dengan perang tulis UAS, habis cerita, di tanggal 14 saya terbang ke Palembang untuk liburan semester. Tidak banyak yang saya kerjakan di tanah Sriwijiaya, hanya melepas rindu untuk orangtua dan saudara-saudara terhebat saya. Memberi sedikit bimbel beberapa pelajaran yang masih saya ingat kepada adik bungsu saya yang Bulan April ini akan menjalankan UN SMP. Kita sama-sama doakan dia sukses dan bisa masuk SMA Rayon yang dia inginkan. Begitupun untuk abang sulung saya, yang juga di 2013 sedang sibuk-sibuknya menyusun skripsi. Dia mentarget di akhir tahun sudah bertoga ria dan lanjut mengincar salah satu BUMN ternama di Palembang. Lagi-lagi untuk dua hal hebat ini, saya sebagai adik hanya bisa memberi semangat dan dukungan kepada beliau dan juga tentu doa bagi dua saudara hebat saya untuk sukses di tahun 2013 ini. Semoga semua berjalan lancar sebagaimana harapan keduanya.
Kurang lebih tiga minggu saya di Palembang, saya kembali terbang ke Bogor untuk bersiap memulai kuliah, karena hari Senin kemarin (re: 11 Februari) perkuliahan sudah dimulai kembali. Tadinya saya ingin pergi ke Bogor sendiri, tapi apa daya, ibu meminta ayah untuk membelikannya tiket beserta abang saya untuk liburan singkat di Bogor dan tinggal bersama saya di kosan di Sentul. Yahh, apa boleh buat, meski saya benci sekali diperlakukan masih seperti anak-anak karena harus diantar hingga ke Bogor, tapi sebenarnya saya sangat suka kalau ibu ingin turut bersama saya melihat kondisi kosan dan memeriksa lingkungan belajar saya di pulau seberang. Akhirnya, ikutlah abang dan ibu saya ke Bogor tanpa adik dan ayah, karena adik sudah mulai sibuk dengan bimbel-bimbel dan jadwal tambahan di sekolahnya, dan tak tega ayah meninggalkannya sendiri sekaligus berharap isteri tercintanya bisa sedikit refreshing dari aktivitas rumah-tangga, ini bonus dari ayah untuk ibu.
Sesampai di Bogor, ibu banyak sekali komentarnya terkait kamar kosan, lokasi kosan dan semuanya. Beliau tanya semua yang berkaitan dengan kebutuhan sehari-hari saya dan apa saya betah tinggal dan nge-kost disana. Entah apa yang begitu membuat ibu khawatir. Padahal lokasi kost yang saya pilih, ya saya pilih sendiri, begitu dekat lokasinya dengan kampus, harga terjangkau dan kebutuhan bisa dipenuhi di sana, meski sederhana. Keesokan harinya, ibu meminta saya untuk menyewa mobil yang bisa dipakai keliling Bogor bersama saya dan abang. Saya sms sana-sini tanya ke teman sewa mobil terdekat di Sentul dan harganya untuk dipakai seharian keliling Bogor. Teman saya banyak merekomendasikan ini-itu nama-nama rental mobil. Setelah merasa yakin, saya putuskan untuk menyewa sebuah mobil Daihatsu yang cukup bagus dengan harga pas Rp250 ribu seharian dari pukul 09.00 pagi hingga 21.00 malam. Abang saya bersiap menjadi supir eksklusif ibu hari itu juga dengan riding mobil hitam ini berdasarkan destinasi yang ibu inginkan.
Tadinya, saya mengira ibu hanya ingin jalan-jalan dan beli oleh-oleh, mulai dari lapis Bogor, Brownies Amanda, dan Roti Unyil serta asinan Bogor. Tapi ternyata di akhir perjalanan, beliau malah meminta abang untuk berhenti di salah satu showroom motor di daerah Sempur Bogor. Saya bingung, kenapa beliau semangat sekali. Saya pun ikut saja mengekor kemana ibu pergi. Hmmm... entah saya harus kaget, senang atau malah sedih. Ibu, membeli satu unti kendaraan roda dua matic berwarna putih. Harga motor di Palembang dan Bogor ternyata memang beda, Bogor menawarkan harga lebih murah terpaut satu juta jika dibandingkan di Palembang untuk motor dengan jenis dan merek yang sama. Saya geleng-geleng kepala. Untuk apa ibu membeli motor? tanya saya dalam hati. Sepanjang jalan sepulang dari Sempur, ibu banyak menasehati saya untuk hati-hati berkendara di Bogor, dan baik-baik menggunakan motor itu. Ibu meminta saya segera belajar selama sisa dua hari lagi beliau di Bogor bersama abang. Beliau juga meminta saya untuk mengurus surat-surat, ijin mengemudi sendiri di sana dengan meminta bantuan juga pada Pak Kost. Saya benar-benar kaget setengah hidup. Sungguh, sejak SMA sampai sekarang saya benar-benar kagok bawa motor, oleh karena itu ayah tak pernah mengijinkan saya membawa motor ke sekolah. Tapi sekarang saya harus berkendara roda dua itu jauh dari mereka dan mengurusinya sendiri. Tapi, di samping itu saya senang, karena berarti orang tua saya telah percaya sepenuhnya kepada saya, dan mereka yakin saya tak akan pernah mengecewakan mereka, insyAllah..
Alhasil, dua hari belajar motor dengan abang, saya sudah cukup lancar membawa motor beat putih ini. Kakak meminta saya belajar yang rutin meski ia nantinya akan pulang. Saya terus mengangguk. Kakak mengatakan bahwa ibu selalu mencemaskan saya, karena selain kuliah, saya juga mengajar di salah satu bimbel di Sentul. Ibu berharap motor ini bisa memudahkan mobilitas saya. Itu yang kakak saya jelaskan. Saya mengangguk dan memperhatikan semua penjelasannya terkait penggunaan motor ini.
Empat hari sudah mereka pulang, saya sudah lumayan. Alin teman satu kost saya yang kemudian menggantikan kakak sebagai coach saya di lapangan guna menaklukan si putih. Biar lambat asal selamat, mungkin sekarang lambat, tapi insyAllah ke depan terbiasa. Itu yang dikatakan Alin pada saya. Hari minggu kemarin saya sempat nyungsep di parit dekat kosan karena slip. Hujan baru reda dan menggenangi beberapa ruas jalan, jadi yaa si putih menerobos jalan itu dan hasilnya kaki kiri saya memar ringan karena nyungsep di parit itu. Tak apalah, saya harus terus berlatih dan pantang menyerah biar si putih benar-benar takluk di tangan saya, InsyAllah.. :)
Yaa, demikianlah cerita di awal 2013 ini. Semoga ada hikmah untuk saya pribadi dan juga manfaat buat siapapun yang membaca :)
wassalam.. :D