طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ #menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim# اطْلُبُوْا الْعِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنِ #tuntutlah ilmu walau hingga ke negeri Cina#

Jumat, 21 September 2012

HRWC 2012


COMMUNITY COLLEGE PENCETAK THE WHOLE QUALIFIED GENERATIONS DALAM MENDUKUNG INDONESIA SEBAGAI BAGIAN DARI THE NEXT ELEVEN (N-11) 2020
 oleh
Rysky Marlinda STEI Tazkia

Indonesia, negara kaya yang terletak di wilayah strategis dunia. Terbentang dari Sabang (Aceh) hingga Merauke (Papua). Diapit oleh dua benua, Benua Asia dan Benua Australia. Serta di antara dua samudera besar, Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Wilayah ini disebut sebagai nusantara. Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau membentang dengan beragam kekayaan hayati, tambang dan hutan bagai zambrud khatulistiwa di bumi pertiwi ini.

Kekayaan Indonesia adalah modal utamanya untuk dapat unggul di segala bidang, termasuk ekonomi. Terbukti, sejarah berbicara mengenai kecantikan dan potensi ekonomi Indonesia sejak lama. Wilayah strategis Indonesia yang telah kita bahas adalah salah satunya. Para saudagar ataupun pedagang kaya hilir-mudik di sepanjang Indonesia, yang menjadi gerbang perdagangan dunia kala itu. Hal ini membawa penduduk pribumi Indonesia sedikit banyaknya terpacu untuk mengenal sistem perdagangan, mata uang, dan produksi selangkah lebih maju. Tak hanya itu, potensi rempah-rempah Indonesia yang kaya pun tercium hingga penjuru dunia, dan mengundang hadirnya para kolonialis untuk menduduki negeri kita tercinta, Indonesia. Namun, kini Indonesia telah merdeka, mandiri dan berusaha membangun kejayaan negeri sejak 66 tahun silam.

            Setelah sekian lama, Indonesia kembali disebut dan terdengung namanya di seluruh penjuru dunia. Hal ini terkait ramalan ekonomi internasional yang memposisikan Indonesia sebagai salah satu calon raja ekonomi dunia. Selaras dengan laporan yang diungkapkan Bank Investasi Goldman Sachs pada Desember 2005. Goldman Sach menyebut bahwa Indonesia dan sepuluh negara lainnya (Bangladesh, Filipina, Iran, Korea Selatan, Meksiko, Mesir, Nigeria, Pakistan, Turki dan Vietnam), dianggap memiliki masa depan pertumbuhan ekonomi dan investasi yang gemilang hingga puncaknya pada tahun 2020-2050. Sebelas negara potensial ini kemudian dikenal namanya dengan sebutan The Next Eleven (N-11). Faktanya kini di tahun 2012, setelah kurang-lebih enam tahun, Indonesia dapat membuktikan bahwa laporan Goldman Sachs bukanlah isapan jempol belaka. Meksiko, Korea Selatan dan Indonesia masing-masing menempati peringkat 13, 15 dan 19 dalam daftar negara dengan ekonomi terbesar (versi Goldman Sachs). Produk Domestik Bruto (PDB) Meksiko dan Korea Selatan tumbuh hingga 5% per tahun, sementara Indonesia tumbuh 6,5% (sumber: Goldman Sachs study of N11 nations, Global Economics Paper No: 153, March 28, 2007).

            Melihat lebih jauh, ternyata ke-11 negara N-11 memiliki beberapa kesamaan, diantaranya: penduduk yang padat, luas wilayah yang memadai, pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata dan stabil terhadap krisis.

            Indonesia adalah pasar potensial dengan jumlah penduduk berada pada kisaran 230 juta jiwa. Luas negara kita bahkan lebih dari 3 juta km2, sungguh bukan angka yang kecil. Serta perlu diingat bahwa di tahun 2008 Indonesia tercatat sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi positif bersama Brazil dan India di tengah terpaan krisis dunia. Dan ini artinya, Indonesia benar-benar layak tercatat sebagai bagian dari kandidat raja ekonomi dunia, The Next Eleven (N-11).

            Laporan Bank Investasi Goldman Sachs tersebut seakan membawa angin segar bagi warganegara Indonesia. Hal ini membuat kita bangga dan yakin bahwa kita akan bangkit pada waktunya. Namun, kendati Goldman Sachs begitu menjagokan Indonesia sebagai bagian dari bangkitnya The Next Eleven (N-11). Institusi ini kembali memberi rambu-rambu bagi Indonesia untuk waspada. Pasalnya, meski ekonomi Indonesia besar, Indonesia masih akan masuk kategori lower middle income country. Artinya, masyarakat Indonesia belum merasakan kesejahteraan yang menyeluruh secara demografi pada tahun 2020 kelak hingga 2050. Pertanyaannya kemudian adalah mengapa?

            Banyak faktor yang memang harus kita akui sebagai salah satu probabilitas masuknya Indonesia dalam perangkap lower middle county category, yaitu yang paling utama adalah lemahnya sumber daya manusia (SDM) Indonesia secara kualitas. Meski secara kuantitas Indonesia begitu unggul.

            SDM dan pertumbuhan ekonomi bagaikan sebuah ikatan yang tak dapat dipisahkan satu sama lain. Manusia-lah penggerak roda ekonomi suatu bangsa. SDM Indonesia yang besar sebenarnya adalah potensi fantastis. Bayangkan, pada tahun 2010 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada sekitar 230 juta jiwa mayarakat Indonesia dengan total masyarakat produktif (usia 15-60 tahun) sebesar  107,7 juta jiwa. Kekayaan Indonesia yang lebih awal telah kita bahas tak akan pernah optimal diserap atau diberdayakan tanpa SDM berkualitas yang mampu mengolahnya sedemikian rupa sehingga dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi negera. Inilah yang mampu dibuktikan China sebagai negara dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang kian gemilang. China mampu membuktikan bahwa jumlah masyarakat yang besar yaitu sekitar 1.346 juta jiwa (sumber: kontan news Januari 2012) bukanlah suatu halangan untuk menggapai kemajuan. Bahkan China seakan berusaha membukakan mata masyarakat internasional bahwa segala potensi bila mampu didayagunakan dengan baik, maka akan begitu bermanfaat dan berdaya saing tinggi. Di tengah keadaan sulit dengan masyarakat yang overpopulation, China mampu bergerak dan berinovasi tinggi. Negara dengan julukan “negeri tirai bambu” ini mengerahkan seluruh SDM-nya untuk menyebar ke segala sektor, baik perdagangan, produksi dan konsumsi. Masyarakat manula digerakkan untuk fokus pada pengolahan  obat-obatan tradisional Tiongkok yang terkenal dari dinasti ke dinasti. Anak-anak di bawah usia produktif digerakkan dalam penguasaan sains dan seni, terbukti dengan sabetan medali dalam beragam olimpiade sains yang mana China selalu menjadi rival Indonesia di bidang sains/robotika, dan seni bahasa maupun beladiri. Masyarakat usia produktif bergerak aktif dalam sektor riil, produksi dan perdagangan, misalnya teknologi terbarukan yang murah, handphone, laptop, personal computer, manufaktur dan tekstil China yang terkenal terjangkau. Sebut saja Accer, Lenovo dan lain-lain sebagai brand ternama buah karya anak bangsanya. Bahkan di bidang olahraga, para pemuda China telah terbiasa menjalani sekolah atlet yang memotivasi mereka untuk menjadi juara tingkat dunia, misalnya bulutangkis, kung fu dan wu su. Dalam hal mencetak SDM berkualitas, China patut menjadi salah satu cermin pembanding atau model untuk Indonesia mengkader atau mencetak SDM-nya sehingga bisa tangguh dalam bersaing di tengah kemajuan dunia.

            Namun sebenarnya, SDM Indonesia tidak kalah saing dengan SDM internasional secara kualitas. Banyak putra-putri terbaik bangsa mampu mengukir namanya hingga begitu harum di tingkat internasional. Sebut saja Dian Pelangi, yang rancangan busananya menembus Paris Fashion Week; Rio Haryanto yang tengah mencicipi sengitnya persaingan di GP 2, tinggal selangkah lagi untuk menembus balap mobil paling seru sejagad F1; Dalam penyelenggaraan Olimpiade Fisika Internasional terakhir di Chulalongkom University, Bangkok, Thailand, pada bulan Juli 2011, Indonesia berhasil mempertahankan tradisi medali emas melalui Erwin Wibowo dari SMAK BPK Penabur Gading Serpong. Sementara Kevin Ardian Fauzie dari SMA Santa Maria Pekanbaru meraih medali perak dan tiga lainnya meraih perunggu; Juara tinju dunia kelas bulu IBO, Daud Yordan; Mobil Esemka produksi siswa SMK Indonesia yang lulus uji emisi bahan bakar dan siap jual; Yusuf Saleh mendapat KNPI Award 2012 karena sudah banyak menorehkan prestasi yang membanggakan. Yusuf pernah meraih rangking I di Lemhanas Pemuda 2006, kemudian terjaring dalam American Council of Young Political Leader 2010 (sumber: kickandy.com/Generasi Berprestasi). Dan masih banyak lagi bukti bahwa kualitas SDM Indonesia tak kalah jika dibandingkan dengan SDM internasional yang tak dapat disebutkan satu per satu di sini semuanya.

Tapi, harus kita akui bahwa pencetakan generasi berkualitas melalui pendidikan di Indonesia belum merata, karena di samping berlimpahnya prestasi putra-putri beruntung Indonesia, tak dapat dihindari bahwa masih banyak juga anak-anak negeri yang belum mengenal perguruan tinggi, sekolah, bahkan tak mengenal baca-tulis. Sekolah yang memperihatinkan, lingkungan yang tak mendukung dan suasana belajar yang mengancam membuat mereka tak tersentuh kemajuan zaman. Inilah yang kemudian menjadi salah satu perangkap besar bertema lower middle country. Jangan sampai di tengah kemajuan Indonesia kelak, masih ada juga masyarakat kurang beruntung dengan kehidupan menyedihkan di bawah garis kemiskinan yang pendapatannya kurang dari USD 1 per hari (menurut  BPS 2010). Janganlah terjadi, di tengah kekayaan berlimpah Indonesia, ada masyarakat pribumi yang mati kelaparan, sungguh bukanlah harapan, jikalau potensi sumber daya alam Indonesia yang kaya ini kemudian diolah oleh tangan-tangan asing, sebagaimana terjadi jauh dalam sejarah kelam Indonesia ketika kaum penjajah beramai-ramai mengeruk kekayaan negeri ini, sementara masyarakat Indonesia, masyarakat pribumi “bagai ayam yang mati di atas lumbung padi”, buruh di negeri sendiri dan tak tahu mau dibawa kemana, diolah bagaimana kekayaan yang menjadi rahmat Tuhan di nusantara, Indonesia.

Melihat potensi negeri kita yang begitu dielu-elukan dunia untuk bangkit dan menjadi the next eleven (N-11), pemegang kontrol ekonomi dunia di masa depan, sungguh bukanlah hal mustahil untuk kita sedini mungkin memperbaiki diri. Dimulai dari pembentukan SDM berkualitas di seluruh Indonesia, yang kemudian kita kenal dengan istilah the whole qualified generation. Generasi berkualitas unggul yang menyeluruh dan merata, baik secara demografi maupun substansi. Sebelum membahas lebih jauh, tentu kita akan bertanya, solusi apa yang bisa kita tawarkan agar mimpi ini benar-benar menjadi kenyataan?

Solusi yang ditawarkan atas permasalahan ini adalah adanya pembentukan dan optimalisasi community college di Indonesia. Mengapa community college?

Sebagai warganegara Indonesia tentu kita masih ingat salah satu tujuan bangsa Indonesia dalam batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945, yaitu “mencerdaskan kehidupan bangsa.” Tujuan ini diperuntukan bagi seluruh bangsa Indonesia, tanpa terkecuali, tanpa tebang pilih. Ya, tujuan yang begitu luhur dari para pencetus kemerdekaan, pemimpin kita di masa lalu. Maka tak ada jalan lain untuk menggapai tujuan mulia ini kecuali melalui jalur pendidikan. Sementara itu, tujuan dijalankannya pendidikan sendiri bagi generasi penerus di samping untuk menunaikan tujuan bangsa, juga untuk pengembangan diri dan potensi, bekal hidup dan kehidupan dalam bekerja, mencari nafkah dan bermasyarakat. Sumber: Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), 2003:10.

Kendati demikian, mari kita amati kenyataan di lapangan yang terjadi kini. Depdiknas menyebutkan sejak 2007 angka putus sekolah generasi muda terus meningkat hingga mencapai angka 11,7 juta anak. Alasan yang paling dominan disebutkan adalah masalah kemiskinan. Ternyata biaya pendidikan di Indonesia masih terhitung tinggi bagi masyarakat Indonesia yang masuk dalam kategori kurang beruntung. Meski telah banyak kita temui sekolah gratis atau sekolah murah yang terus dicetuskan dan diusahakan pemerintah pusat maupun daerah, namun fasilitas sekolah ini masih begitu menyedihkan. Salah satunya adalah berita mengenai anak-anak SD di salah satu sekolah di Provinsi Jawa Barat yang harus belajar di lapangan karena atap sekolah yang memperihatinkan. Juga jalur menuju sekolah yang menyedihkan karena harus turut mempertaruhkan nyawa, menyeberangi jembatan-jembatan yang tak layak seberang bagi penduduk terlebih lagi anak-anak, namun tetap mereka lakukan karena tak  ada jalur terdekat dan jika harus memilih sekolah lain, maka orang tua mereka tidak memiliki kemampuan finansial yang memadai. Fakta lain di kota-kota besar, fasilitas yang begitu nyaman dan teknologi tinggi serta kurikulum yang begitu baik hadir di beragam sekolah unggulan ataupun sekolah-sekolah rintisan bertaraf internasional (RSBI). Disayangkan, untuk meraih fasilitas yang memadai tersebut tentu harga yang yang harus ditebus begitu mahal sehingga tak semua anak bangsa memiliki kesempatan meraihnya. Jikalaupun harus membayar mahal dengan bersekolah di sekolah unggul atau bahkan RSBI, maka anak-anak yang berasal dari keluarga menengah ke bawah secara finansial masih harus berfikir panjang untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi semisal perguruan tinggi (PT) atau bekerja. Namun, untuk mendapat pekerjaan setelah tamat sekolah, biasanya tamatan sekolah umum merasa kurang pembekalan secara praktik, karena di sekolah-sekolah umum fokus pembekalan pendidikan lebih dominan kepada teori dan konseptual, sedangkan praktik untuk langsung terjun ke lapangan masih rendah. Hal ini-lah yang mendorong mereka untuk kembali melanjutkan pendidikan ke PT atau mengambil kursus tambahan. Tapi kedua pilihan ini menawarkan hal yang sama, yaitu biaya. Hal ini biasanya membuat mereka menyerah sehingga memilih untuk menganggur atau malah menikah dini dikarenakan skill yang minim.

Setelah membaca gambaran tersebut, mari kita kembali kepada solusi atas jawaban permasalahan di atas serta menjawab tantangan akan penyediaan the whole qualified generation, yaitu menghadirkan konsep community college di Indonesia.

Community college adalah institusi pendidikan yang menyiapkan pembekalan secara praktik atau dikenal sebagai life skill kepada para peserta didiknya. Masa pembekalan pada community college terhitung singkat, hanya dua tahun saja. Tamatan community college dipersiapkan untuk menjadi tenaga kerja siap pakai. Biaya pendidikan pada community college tergolong murah jika dibandingkan dengan universitas. Hal ini dapat membantu menyongsong kembali semangat generasi penerus yang berasal dari keluarga dengan finansial menengah ke bawah untuk kembali melanjutkan pendidikannya dan menjadi generasi harapan.

Di banyak negara maju seperti Amerika dan Inggris, pengembangan community college disokong oleh masyarakat lokal bekerja sama dengan pemerintah, sehingga kurikulum yang diterapkan pada community college tersebut selaras dengan kebutuhan masyarakat setempat. Inilah yang akan mendorong perkembangan daerah, karena setiap daerah langsung memiliki tenaga kerja siap pakai yang memadai dalam membangun daerahnya. Sedikit berbeda jika putra-putri daerah terpaksa merantau untuk mengenyam pendidikan di sebuah lembaga di pusat kota, sehingga setelah tamat, mereka lebih memutuskan untuk bekerja di kota tersebut tanpa memilih untuk kembali dan membangun daerahnya.

Konsep community college yang telah dijelaskan inilah yang akan mendorong lahirnya the whole qualified generation, generasi unggul secara menyeluruh, baik demografi dan substansi yang telah disebutkan di bagian awal. Secara demografi, community college yang dibangun di setiap wilayah/daerah menyebabkan adanya pengembangan daerah tersebut karena memiliki SDM yang siap pakai untuk memajukan daerah. Pendidikan akan merata dan selaras dengan potensi daerah. Daerah yang kaya akan SDA yang potensial di bidang pertanian memerlukan SDM yang cakap dan kompetitif di bidangnya. Daerah yang unggul dalam sektor perdagangan akan memerlukan tenaga terlatih untuk menjalankannya.

Menyeluruh secara subtantif artinya, community college juga selaras dengan tujuan dilaksanakannya pendidikan, yaitu setiap peserta didik menjadi insan mandiri dan memperoleh pembekalan agar siap dalam dunia kerja, dan masyarakat. Community college juga dapat menjadi jembatan bagi para peserta didik untuk dapat melanjutkan jenjang  yang lebih tinggi nantinya, misalnya meneruskan ke universitas. Hal ini dilakukan jika para peserta didik merasa perlu mendalami ilmu secara teori dan konsep yang lebih dalam. Sehingga dapat menjadi generasi yang the whole qualified.

Konsep ini terbukti berhasil diterapkan di berbagai negara maju maupun berkembang, sebut saja Inggris, Amerika, Australia, Malaysia dan Filipina. Bagaimana dengan Indonesia? Jawabannya, mungkin saja Indonesia bisa lebih sukses menerapkannya, karena konsep community college ini serupa dengan konsep Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia. Keduanya lebih mengedepankan pembekalan secara praktik dengan durasi pembekalan yang pendek. Namun community college akan lebih sempurna lagi dengan adanya sinergisitas berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan di Indonesia (Lemdiklat), sebagaimana disebutkan (Indra Djati Sidi, 2002:25):
       Tempat diklat community college dapat diselenggarakan di beberapa kampus sesuai dengan potensi unggulan yang dimiliki oleh masing-masing Lemdiklat (SMA, SMK, universitas, politeknik), misalnya keahlian budidaya anggrek di industri kecil anggrek, keahlian komputer di SMA, keahlian sekretaris di SMK, keahlian otomotif di BLK, keahlian dakwah di MA, dan lain sebagainya. Dengan demikian Lemdiklat yang telah melakukan rintisan menjadi pusat pendidikan dan pelatihan kejuruan merupakan lembaga potensial untuk menjadi leading sector dari community college, dan merupakan aset yang dapat berfungsi sebagai mitra pemerintah daerah dalam mempersiapkan calon tenaga kerja terampil yang memiliki kecakapan hidup.

            Berdasarkan paparan tersebut sudah tidak diragukan lagi bahwa community college adalah salah satu solusi pembentukan generasi berkualitas bagi Indonesia.

            Hanya sebagai contoh kecil, jika ditanya apa kesamaan yang dimiliki Tom Hanks, Clint Eastwood, Walt Disney, George Lucas, Venus Williams dan Robin Williams? Jawabannya, mereka semua adalah alumni dari community college di Amerika. (sumber: DPT community college Indonesia)

            Demi menggapai mimpi kemajuan, sungguh dukungan penuh bagi pengembangan community college sebagai solusi pencetak the whole qualified generation ini sangat diharapkan datang dari tiga sektor utama dalam negara, yaitu sinergisitas pemerintah pusat maupun daerah, masyarakat lokal, dan generasi muda itu sendiri. Sehingga, jika SMK mampu menghasilkan sang generasi yang terampil menciptakan mobil made in Indonesia ESEMKA, maka tak dapat dibayangkan keajaiban apa yang akan terjadi bila konsep community college yang mensinergikan beragam Lemdiklat termasuk SMK di dalamnya benar-benar direalisasikan. Inilah yang diyakini akan mencetak the whole qualified generation bagi Indonesia. Sehingga tanpa keraguan, kita bangsa Indonesia dapat dengan bangga mengatakan bahwa Indonesia-lah salah satu raja ekonomi dunia dengan kualitas SDM yang handal dan SDA yang berlimpah. Indonesia siap menuju The Next Eleven (N-11) 2020 bagi dunia.

       Jika dunia yakin pada Indonesia, mengapa kita sebagai warganegara Indonesia ragu akan kemampuan negeri sendiri sebagai calon raja ekonomi dunia? Ayo dukung pemerintah dan ber-aksi-lah dengan nyata sebagai pemuda dan generasi Indonesia di masa depan, yakin Indonesia BISA!

Konsep community college digambarkan secara sederhana melalui bagan di bawah ini:



1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus