طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ #menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim# اطْلُبُوْا الْعِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنِ #tuntutlah ilmu walau hingga ke negeri Cina#

Senin, 08 Juli 2013

Inilah Sedikit Cerita di 'Bank Sentral' Indonesia


Nampaknya tak adil jika pengalaman ini tak pernah dibagi untuk menjadi motivasi bersama. Pengalaman yang tak boleh dilewatkan oleh siapapun yang memiliki cita-cita yang sama untuk menjadi bagian dari Bank Indonesia, meski hanya sekadar kerja praktik. Begitu berkesan, sehingga harus dituangkan untuk menjadi secercah inspirasi bagi yang lainnya. :)


Pernah di tulisan yang sebelumnya, saya bercerita mengenai Hadsen teman magang saya di BI yang berasal dari universitas yang berbeda? inilah orangnya...

Yang berdiri di antara saya dan Hadsen adalah Ibu Ajeng, tapi sebenarnya, Bu Ajeng lebih suka jika beliau disapa dengan sapaan Mbak Ajeng. Toh, beliau masih sangat muda dan masih single loh... :)
Mbak Ajeng adalah orang yang begitu berperan dalam goresan pengalaman saya yang sedikit ini ketika magang di Bank Indonesia, disebabkan proposal magang saya di BI diterima pertama kali oleh beliau, mengingat beliau adalah asisten manager SDM pada BI Wilayah VII. Beliau begitu cekatan, namun tetap teliti dan ramah pada siapapun. Mbak Ajeng jugalah yang selalu memberikan pengarahan dan pengingat reguler mengenai pelaporan kegiatan kami selama magang di Bank Indonesia. (Thanks a Lot loh buat Mbak Ajeng)

Sedikit saya akan bercerita mengenai Bank Indonesia Wilayah VII Sumatera Selatan. Inilah Bank Indonesia Wilayah VII:


Kenapa BI hadir di Sumatera Selatan - Palembang?

Lahirnya Bank Indonesia tak terlepas dari hadirnya Belanda di tanah air. Bank pertama yang didirikan Bangsa Belanda di nusantara ialah De Bank van Leening  tahun 1746 di Jawa. Yang kemudian menjadi De Bank Courant en Bank van Leening pada 1752. Bank ini diyakini menjadi cikal bakal perkembangan bank pertama di nusantara. Tahun 1828, tepatnya tanggal 24 Januari, barulah De Javasche Bank, akrab disebut DJB. Dengan fungsi sebagai sirkulasi, mencetak dan mengedarkan uang. Khusus kantor De Javasche Bank Cabang Palembang, dibuka tanggal 20 September 1909. DJB ini merupakan bank niaga, kantor cabang (Agentschap) ke-16 dari DJB pendahulunya.
Gagasan pembukaan kantor cabang di Palembang muncul ketika Direktur EA Zeilinga Azn melakukan perjalanan dinas 3 September 1908. Mulai dari Padang, Bengkulu, Rejang Lebong, Kepayang, Tebing Tinggi, Keban, Lahat, Muara Enim, dan akhirnya ke Palembang. Di Palembang, Zeilinga melihat fakta, kota Palembang merupakan kota perdagangan yang penting dan ramai dengan aktivitas, baik dari kekayaan perkebunan, tambang hingga minyak bumi. Sampai di Batavia, hal ini dilaporkannya kepada Direksi DJB. Kemudian, direksi memutuskan membuka dengan resmi Kantor Cabang De Javasche Bank di Palembang tanggal 20 September 1909. Pemimpin pertama DJB Palembang kala itu, BJ Schadd (1909-1910). Berdasarkan arsip yang disimpan BI Palembang, kantor pertama berupa rumah yang disewa. Terletak di Jl Sekolah (Scoolweg). Kemudian, rumah sewa tersebut, pada tanggal 29 Mei 1916 dibeli dari pemiliknya, Tjoa Ham Hien, seorang kapten tituler kaum Cina Palembang. Rumah sewa tersebut kemudian dibongkar untuk didirikan gedung kantor baru, namun terbuat dari kayu. Gedung kedua DJB merupakan gedung permanen yang dibangun tahun 1920. Gedung DJB ini terletak di kawasan Jalan Tengkuruk, atau di kaki Jembatan Ampera sebelah hilir. 

            Selain Belanda, Jepang tercatat pernah menguasai nusantara termasuk Palembang. Jepang mulai menduduki Indonesia sejak Februari 1942. Saat Jepang menduduki Indonesia ini, seluruh aktivitas DJB dihentikan. Fungsi dan tugas bank digantikan oleh bank Jepang. Seperti Yokohama Specie Bank, Taiwan Bank, dan Mitsui Bank. Bertindak sebagai koordinator adalah Nanpo Kaihatsu Ginko. 


Setelah penyerahan Jepang kepada Sekutu, keadaan tak menentu masih berlangsung sampai tanggal 10 Oktober 1945. Namun akhirnya, kantor Cabang Palembang dinyatakan dibuka kembali pada tanggal 1 Agustus 1947. Susunan kepemimpinan pertama adalah JB. Schadd (Pemimpin), dan MHA De Rooy sebagai Pemegang Buku/Pemimpin Cabang Pengganti Kantor Cabang. Untuk periode terakhir berdirinya DJB yaitu periode laporan tahun 1952/1953 pemimpinnya adalah J.C. Wink.


Setelah resmi menjadi Bank Indonesia (BI) tahun 1953, gedung kedua DJB yang berada di kawasan Jalan Tengkuruk dipindah, akibat terkena proyek jembatan Ampera yang terjadi tahun 1965. Untuk gedung ketiga, dipilihlah kawasan jalan Veteran hingga tahun 1971. Gedung BI Palembang kemudian dipindah lagi ke Jalan Merdeka kemudian pindah kembali dan terakhir barulah berlokasi tepat di depan RS RK Charitas. Tahun 2001, gedung BI kemudian direnovasi dan dibangun gedung baru. Tepat tanggal 30 Juli 2003, renovasi dan pembangunan gedung baru selesai. Gedung ini merupakan central para pegawai BI yang wilayah kerjanya mencakup provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) serta Bangka Belitung.

Bagaimana Kultur Kerja di Lingkungan BI Palembang ? 

Kultur Kerja Bank Indonesia Wilayah VII meliputi budaya disiplin waktu, religiusitas dan budaya keamanan. Adapun yang dimaksud dengan kultur disiplin terhadap manajemen waktu adalah setiap pegawai yang berada dalam lingkungan kerja Bank Indonesia Wilayah VII harus mematuhi jadwal kehadiran yang dimulai sejak pukul 07.10 wib hingga batas maksimal pukul 07.30 wib. Kehadiran didata dengan mesin kehadiran online yang akan langsung merekap waktu kedatangan karyawan. Di akhir jam kerja yang sekurang-kurangnya berakhir pukul 16.15 wib, dengan ditandai bel kepulangan pegawai. Dimana setiap pegawai yang pulang dan mengakhiri jam kerjanya harus kembali melakukan sign kepulangan dengan menggunakan mesin cek kehadiran online. Selain kehadiran serta kepulangan, sebagaimana perusahaan atau lembaga lain, Bank Indonesia Wilayah tujuh juga begitu memperhatikan ketepatan waktu dalam penyelesaiana tugas-tugas pekerjaan yang menjadi tanggung jawab masing-masing pegawainya. Kultur lain yang membuat Bank Indonesia semakin lengkap adalah kultur religi yang digambarkan melalui pengajian setiap Senin pagi yang dimulai pukul 08.00 wib hingga berakhir pukul 08.30 wib, yang wajib diikuti oleh setiap pegawai BI Wil VII yang muslim serta diisi oleh ustad-ustad kenamaan Sumatera Selatan, semisal ust Umar Said. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan semangat integritas dan profesionalisme pegawai-pegawai BI Wilayah VII. Setidaknya inilah yang diungkapkan Kepala Unit SDM BI Wilayah VII.

            Sebagai Bankers Bank, Bank Indonesia Wilayah VII dituntut untuk melaksanakan kontrol keamanan yang begitu baik. Dimana akses untuk menuju setiap ruang strategis BI tak dapat dilakukan oleh setiap orang. Hanya mereka yang memiliki izin dan kapasitas tertentu sesuai tugas dan perannya yang mampu menjangkau setiap ruang BI Wil VII. Hal ini dapat dilaksanakan dengan menggunakan Identity (ID) Card yang dimiliki oleh masing-masing pegawai yang bersangkutan.

Pada Bank Indonesia Wilayah VII ada beberapa  divisi yang terkait erat dengan 3 fungsi (nantinya akan menjadi 2 fungsi) Bank Sentral; yaitu: ekonomi moneter, manajemen intern dan pengawasan bank inilah gambaran meja kerja anak2 magang di BI Wilayah tujuh saat saya berada pada Unit Statistik dan Survei (USS) yang merupakan salah satu unit yang berada dalam lingkup ekonomi moneter:

inilah struktur organisasi BI wilayah VII sebelum perubahan (ketika saya magang)



Selama berada di USS dan UKE ada beberapa kegiatan menarik yang saya kerjakan antara lain:
HARI DAN TANGGAL
KEGIATAN PRAKTIK KERJA
KETERANGAN
Senin
10-6-2013
Menjadi Asisten dalam pengecekan dokumen PDDN dan BSR UKE
Kelengkapan arsip sebelum dilakukan audit internal oleh DAI pada UKE
Selasa
11-6-2013
Melakukan input data kepuasan pelanggan KER dan turut hadir dalam kunjungan IAIN Raden Fatah ke BI Wil VII
Kuisioner kepuasan pelanggan KER BI dan kajian Kebanksentralan serta perkasan BI
Rabu
12-6-2013
Menjadi asisten dalam mendeskripsikan beberapa profil pasar (Pasar Lemabang, Pasar KM 5 dan Pasar Cinde) di Palembang.
Membantu melengkapi wacana pengembangan web PIHPS
Kamis
13-6-2013
Membantu pengecekan kesesuaian pembukuan tata usaha BI Wil VII terhadap bukti potong PPh 21 dan 23 Direktorat Jenderal Pajak atas aktivitas BI Wil VII
Kelengkapan tarnsaksi dalam pembukuan tata usaha sebelum audit internal
Jumat
14-6-2013
Turut menghadiri diseminasi keuangan inklusif dan branchless banking BI kepada wartawan Ekonomi dan Bisnis Sumbagsel
Rencana BI dalam menghadirkan Bank tanpa kantor untuk masyarakat Indonesia

HARI DAN TANGGAL
KEGIATAN PRAKTIK KERJA
KETERANGAN
Senin
17-6-2013
Membantu melakukan penghapusan buku-buku lama BI Wil VII melalui cyber library
Buku lama dihibahkan dan dihapus dari daftar barcode dan daftar online perpustakaan BI
Selasa
18-6-2013
Menjadi asistensi dalam input data realisasi anggaran Kota Pagaralam
Input data dalam excel mengenai laporan realisasi anggaran Kota Pagaralam.
Rabu
19-6-2013
Menjadi asisten dalam entry data buku-buku baru BI Wil VII pada syber library
Buku-buka yang telah dihibahkan digantikan dengan buku-buku baru yang lebih update dalam syber library.
Kamis
20-6-2013
Membantu merapihkan surat-surat pemberitahuan pelaksanaan survey BI Wil VII kepada di Sumbagsel
Surat-surat berisi pemberitahuan pelaksanaan survey konsumen
Jumat
21-6-2013



Senin
24-6-2013

Selasa 
25-6-2013


Rabu
26-6-2013


Kamis
27-6-2013

Jumat
28-6-2013
Mengikuti sosialisasi enumerator survey pemantauan harga (SPH) USS bersama mahasiswa/i STIE MUSI dan UNSRI


Membuat laporan minggu akhir di Bank Indonesia

Melaporkan laporan kerja praktik pada unit sumber daya manusia BI wilayah VII


Membantu input data APBD Kabupaten Lahat & Pagaralam guna kepentingan statistik

Membantu belanja buku buku Ekonomi Bank Indonesia bersama kepustakaan BI

Mengikuti Kegiatan Pelepasan PCPM dan Pegawai BI yang dimutasikan
Pergantian enumerator dalam survey pemantauan harga (SPH)

Kewajiban seluruh peserta magang

pada bagian SDM sembari pengkoreksian lapora magang
Menjadi asisten unit statistik dan survei


Asisten kepustakaan

Akhir magang




apa itu USS dan UKE??

Praktik kerja di minggu pertama yaitu pada 10 – 14 Juni 2013, penulis ditempatkan pada divisi ekonomi moneter tepatnya di unit kajian ekonomi. Unit kajian ekonomi adalah unit kerja divisi ekonomi moneter yang memiliki tugas mengkaji perkembangan inflasi daerahSumatera Bagian Selatan (Sumbagsel), melakukan pengkajian terkait Produk Domestik Bruto Sumbagsel, menganalisa surplus defisit komoditas strategis yang ada di wilayah Sumbagsel, melakukan prmodelan dan proyeksi makroekonomi regional (REMBI) wilayah Sumbagsel, serta memberikan supporting riset terkait pelaksanaan perluasan akses keuangan (financial inclusion) yang mana sumbagsel adalah salah satu wilayah yang ditunjuk sebagi pilot project branchless banking.

Adapun produk pokok Unit Kajian Ekonomi (UKE) meliputi, 1. Kajian Ekonomi Regional (KER) yang merupakan laporan serta kajian perekonomian regional wilayah sumbagsel yang menjadi sumber informasi bagi seluruh masyarakat umum serta pihak-pihak lain yang berkepentinga. Dalam KER disajikan pulan analisis mengenai inflasi yang terjadi di wilayah Sumbagsel, pertumbuhan ekonomi wilayah, pendapatan masyarakat serta beragam informasi terkait komoditas barang atau jasa yang diproduksi maupun dikonsumsi masyarakat di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel). KER merupakan kajian triwulanan yang dapat diakses langsung melalui website Bank Indonesia yaitu www.bi,go.id pada bagian publikasi atau melalui perpustakaan Bank Indonesia Wilayah VII yang menyediakan hardcopy KER dari seluruh regional termasuk Sumbagsel. 2. Prima (Pantauan Berita Media) yang dikirmkan melalui email konsumenBank Indonesia maupun pegawai Bank Indonesia wilayah VII. 3. Website Pusat Informasi Pangan Strategis (PIHPS) yang bertujuan mencegas disparitas harga pangan antar daerah serta antar produsen dan konsumen.  Pengembangan program ini pula bekerja sama dengan Pemprov Sumbagsel.

Pada minggu kedua praktik kerja di Bank Indonesia Wilayah VII Palembang, tepatnya pada tanggal 17 – 21 Juni 2013 penulis ditempatkan di Unit Statistik dan Survei. Berdasarkan Surat Edaran (SE) No. 9/12/Intern tanggal 30 Maret 2007 yang kemudian diperbaharui oleh SE No. 9/24/Intern tanggal 26 Juni 2007 dan SE No. 12/60/Intern tanggal 7 Sepetember 2010, maka tugas dan produk pokok unit ini disajikan pada tabel berikut:

Tabel 2.1: Tugas dan Produk Pokok Unit Statistik dan Survei
NO
Tugas Pokok
Produk Pokok
1.
Menerima, memverifikasi, mengirim ke kantor pusat, menatausahakan dan memberikan bantuan teknis laporan bank dan non-bank
Laporan Bank Umum (LBU), LAporan Berkala Bank Umum (LBBU), LAporan BPR (LBPR), Laporan Keuangan Bulanan dan Kegiatan Usaha Perusahaan Pembiayaan (LKBPP), Sistem Informasi Debitur (SID), Lalu Lintas Devisa (LLD).
2.
Mengumpulkan dan menyusun data/informasi ekonomi, keuangan, perbankan dan demografi di wilayah kerja
Data statistic seperti: PDRB, APBD, inflasi, dan kepedudukan/ketenagakerjaan.
3.
Melakukan kegiatan survei untuk kepentingan kantor pusat dan KPw
Hasil-hasil survey Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), Survei Konsumen (SK), Survei Penjualan Eceran, Survei HArga
4.
Melakukan kegiatan Liaison dalam rangka pengumpulan data dan informasi dari pelaku ekonomi (perusahaan, lembaga riset, pemerintah, perbankan dan asosiasi).
Analisis singkat (Diary Notes) kunjungan Liaison, resume analisis gabungan hasil Liaison, database dan informasi Liaison ke KP.
5.
Mengelola dan mengembangkan database informasi perekonomian daerah.
Database perekonomian daerah, termasuk SEKDA.
6.
Melaksanakan fungsi sebagai pusat informasi.
Pelayanan informasi data nasional dan regional meliputi:
-          ekonomi keuangan
-          bisnis dan perbankan
-          pinjaman luar negeri
-          demografi
7.
Melakukan koordinasi dengan KPw-KPw di wilayah koordinasinya dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas statistic dan survey.
Terlaksananya koordinasi kegiatan statistik dan survei
8.
Melaksanakan pengelolaam perpustakaan dan mengkoordinasikan pengembangan perpustakaan KPw-KPw di wilayah koordinasinya.
a.     Pengelolaan perpustakaan:
1.      Pengadaaan koleksi perpustakaan: buku, jurnal
2.      Pengelolaan koleksi: katalogisasi, klasifikasi, operasional cyber library.
3.      Pelayanan perpustakaan sirkulasi koleksi, promosi perpustakaan
4.      Pengembangan perpustakaan kerja sama perpustakaan
5.      Pemeliharaan dan penghapusan koleksi perpustakaan.
b.    Koordinasi pengembangan perpustakaan KPw-KPw di wilayah koordinasinya.

ada juga foto saya dengan kakak2 PCPM (Kak Dinda (tengah) dan Kak Rena (Kiri) )

Dan beberapa foto terakhir saat pelepasan kakak2 PCPM dan pegawai yang dimutasikan:



Setelah di Bank Indonesia Wilayah VII, saya kemudian melanjutkan proses magang ke salah satu BUMN di Kota Palembang. Ya, PTSB.. Apa itu? saya akan share di cerita selanjutnya.. :D



readmore »»