طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ #menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim# اطْلُبُوْا الْعِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنِ #tuntutlah ilmu walau hingga ke negeri Cina#

Rabu, 30 November 2011

Buka Mata!! Kita Memang Perlu Bergerak Extra....

Menarik, ketika semalam saya berdiskusi dengan teman saya yang juga salah satu mahasiswa di kampus yang sama, satu kelas, dan satu prodi(progam studi) dengan saya. Yang kami diskusikan lagi-lagi menyangkut hal yang sebenarnya sudah sering sekali di bahas di beberapa diskusi kelas di setiap mata kuliah yang berbeda. Hanya saja saya akui bahwa, bahan yang kami diskusikan ini terkadang selalu diakhiri dengan jawaban yang kurang memuaskan. Sederhananya seperti ini diskusi saya dengan seorang teman semalam di salah satu situs jejaring sosial, namun InsyaAllah ini menjadi bahan renungan, introspeksi bahkan menjadi jalan lahirnya solusi mutahir dari pembaca yang mungkin tanpa sengaja berkunjung di blog saya, kurang lebih seperti ini:

A:minta pendapat dong...
apa pendapatmu tentang *greening bank* yang masih lebih mengedepankan keuntungan dari pada kesejahteraan?

SAYA:menurut saya,...
sebagai sebuah lembaga yang bergerak dalam urusan finance maka wajar saja jika *greening bank* menginginkan keuntungan, karena toh dia profit and falah oriented. Apalagi kondisinya yang masih muda, dan SDM yang belum totally faham syariahnya...
tapi, jika sampai mengikis atau mengurangi porsi kesejahteraan masyarakat, maka itu zolim namanya, kan la takkullu amwalakum bainakum bil batil... harus ada tindakan atau regulasi yang menjadi media koreksi bagi *greening bank*, misal pemerintah dan atau DSN/DPS yang seyogyanya bisa mengarahkan atau mengingatkan alur orientasi *greening bank*.
itu pendapat saya....

A:DPS itu sebenarnya jalan gak sih??
kalo dilihat dari fakta, menurut saya *greening bank* itu sama saja dengan bank konvensional, sama2 profit oriented, hanya saja kalo di *greening bank* akad/ sistem nya pakai embel2 islam, yang mana sebenarnya dalam sistem tersebut malah terdapat konspirasi yang lebih parah dari bank konvensional..
skema murabahah misalnya, apa sih bedanya dengan kredit di konven??
boleh kita bilang *greening bank* menyebutkan keuntungan dan harga awal, tapi keuntungannya itu berbentuk fixed margin( keuntungan yang tetap) terus apa coba bedanya dengan bunga??yang menentukan keuntungan ya bank..
bukankah seharusnya di sana terdapat kesempatan bagi *greening bank* dan nasabahnya saling tawar menawar tentang margin tersebut??karena hal itulah yang akan membedakan *greening bank* dengan bank konven..
kalau misal keuntungan ditentukan oleh bank, apa bedanya coba dengan bank konven..?


SAYA: iya,,, itu saya setuju skali, terkadang sebagai nasabah yang tadinya kita berharap lebih,,yaa lebih syar'i, lebih ukhrawi, lebih islami gitu, tapi kenyataan di lapangan malah berbalik arah..

itulah,, kita memang masih harus banyak berbenah dalam hal sistem...
lihat aja tuh,,, para SDM yg menjadi crew oprasional sistem di *greening bank*, sampai yang membuat kebijakan bank, penyusun produk dan pelaksanaan hariannya kan orang2 *S.E* yang hanya dikasih asupan ilmu sekadar pelatihan 3 bulan bahkan 2 bulan, parah.. bukannya *S.E.I* tulen,,. Ya tidak salah atuh kalo nama produk *greening Bank* saja yang murabahah, mudharabah, ijarah, toh balik2 konven lagi...

tapi sekarang kita berbaik sangka saja dulu,,, image yang seperti itu, yang tampaknya jadi*rahasia umum* tidak kita telusuk lebih jauh..tugas kita sekarang berfikir kritis dan terus explore, lini mana yg harus kita tambal di hari kelak...toh kalo memang kita ingin mengajukan perbaikan, sebagai mahasiswa kita ada wadahnya kok. misalny ****(menyebut merek salah satu greening bank) dgn tawarannya berupa "maket online business syariah dan operasionalnya" yang dibuka untuk seluruh karyawannya dan masyarakat umum untuk menyampaikan kritik dan masukan bahkan ide bisnis yg jika bisa sukses kita presentasikan akan diberi apresiasi senilai $5000, itu yg nanti akan menjadi stimulan bagi masyarakat dalam mengkritisi *greening bank* lebih ilmiah dan penuh solusi. Coba deh ke link *** (menyebutkan link ke salah satu greening bank)

siapa lagi yang akan stand up menjadi nasabah greening bank jika bukan kita sendiri sebagai umat muslim...

itu pendapat saya...

A:S.E.I pun tidak menjamin, maaf kata, banyak temen saya yang jurusan Ekonomi Islam di kampus2 lain, mereka kuliah Ekonomi Islam itu tidak mempunyai orientasi untuk memajukan Ekonomi Islam ( memperbaiki greening bank), mereka hanya berorientasi dengan kuliah ekonomi islam akan lebih mudah kerja/masuk ke *greening bank*. Mereka juga tidak terlalu care dengan produk *greening bank*, atau akad2 *greening bank*, tentang tata caranya, mereka hanya care gimana biar gampang kerja di *greening bank*...

ohya, udah lihatkan debatnya Pak sayfii...
kalau saya lihat anak UKI bilang ekonomi islam satanic finance itu punya dasar, mungkin dia melihat fakta kejadian di *greening bank*..

jadi salah kalo kita bilang dia kurang baca, malahan mungkin dia melakukan pengamatan tentang *greening bank* dan konvensional bank..


SAYA:kalo masalah debat anak UKI, saya sependapat dengan Pak syafi'i...
anak UKI itu menilai Ekonomi Islam dari sistem yg kecil,,, kemudian merumuskan kesimpulan yg besar...
normalnya kita melihat hal yg besar, lalu kemudian merumuskannya dalam lingkup yang lebih kecil, bener ga???
misal: kita lihat di Indonesia, banyak orang mabuk, mencuri, jontos-jontosan, terus kita tahu mereka itu muslim...
eh, kita bilanglah...itu ISLAM SATANIC SYSTEM,,,wahhh,,, kesimpulan ini yg SALAH BESAR. Orang yang merumuskan ini totally kurang baca kaidah perumusan pengambilan ikhtisar bahkan kesimpulan... kita tidak boleh melihat sistem yg secuil, terus malah kesimpulannya yg lebih besar, harusnya sebaliknya toh....? bacaan yang luas terus diambil kesimpulan yg lebih kecil ruang lingkupnya...

Untuk kasus yang saya kasih di atas ini:
yang SATANIC itu bukan ISLAMNYA, tp muslim di Indonesianya (Oknum2 nya)...

sama seperti penilaian dari mahasiswa UKI loh bung,, yang SATANIC FINANCE itu *GREENING BANK* yang TIDAK SYAR'I nya *OKNUM2* bukan EKONOMI ISLAMNYA...salah kalau melihat sistem besar (Ekonomi Islam) dengan sistem yang kecil (Greening Bank). Mereka harus banyak baca lagi....(khususnya tentang EI itu sendiri)
itulah kenapa, wahyu pertama yang turun bukan semena-mena(sekonyong-konyong) Allah meminta kita untuk *Imani AKU* tidak, tapi DIA meminta kita untuk *BACALAH/iqra'*, karena IA ingin kita berfikir kritis namun realistis, jika kita sudah dapat logikanya, INSYAALLAH dengan sendirinya kita akan mengimani ALLAH yang memang HAQ...
itu pendapat saya...

sekali lagi bung, konsep ikhlas sedini mungkin harus kita terapkan agar tidak terjerumus pada konsep yang *wrong direction*...
kita (mahasiswa) memang terlahir untuk mengentaskan masalah, jika kita datang di area yang tenang tanpa ombak, rasanya kurang menggairahkan, kedewasaan kurang terpacu, pemikiran kreatif dan kritis juga enggan hadir... kitalah agent of change... siapkan mentalmu, secara teori mungkin kita atau tepatnya saya bisa berdalih, namun realita di lapangan seganas apa, kita belum pernah tahu....semoga kita tetap pada ethics istiqomah dan zero defect serta saling mengingatkan satu sama lain,... yakinkan... anda terlahir sebagai pejuang ekonomi robbani dengan tujuan madani, jangan mengalah dengan kondisi di lapangan yang mungkin konspiratif, tidak kondusif atau apalah namanya, tapi sekali lagi saya tekankan bahwa KITA adalah yang AKAN MEMPERJUANGKAN PERUBAHAN itu, jangan goyah,bung.. InsyaAllah dimudahkan... Wallahualam... :):)


readmore »»  

Rabu, 02 November 2011

Pesona Al-Quran bagi Para Ilmuwan

Al-Quran yang setiap harinya kita baca, ternyata anda tahukah?

Al-Quran-lah media yang menyambungkan anda pada sang Pencipta. Bagaimana anda bisa tahu??? ya, dari pesan yang tergambar dalam setiap huruf, kata, dan kalimat dalam kitab suci ini. Coba anda raih al-quran yang terpajang di atas lemari-lemari besar di rumah anda, bersihkan debu-debu di atasnya dan mulailah mengeksplorasi dan memahami bahkan mendalamai pesona-pesona itu...?


readmore »»